Marak Penculikan, 12 Juta Anak Nigeria Takut Pergi ke Sekolah
loading...
A
A
A
ABUJA - Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan 12 juta anak takut pergi ke sekolah di negara itu, di mana para teroris dan penjahat bersenjata berat telah menculik ratusan siswa untuk mendapatkan uang tebusan.
Penculikan massal murid sekolah pertama di negara terpadat di Afrika itu terjadi di timur laut pada tahun 2014. Saat itu kelompok teroris Boko Haram menculik 276 gadis dari Chibok, memicu kampanye global yang disebut #BringBackOurGirls.
"Sejak itu, serangan terhadap sekolah telah tumbuh dalam jumlah dan menyebar ke seluruh bagian utara negara itu," kata Buhari saat berpidato pada konferensi tentang keselamatan dalam pendidikan di Ibu Kota, Abuja.
Orang-orang bersenjata di barat laut dan tengah Nigeria semakin menargetkan sekolah, menculik lebih dari 1.000 siswa sejak Desember.
Akibatnya, kata Buhari, ada lebih dari 12 juta anak saat ini trauma dan takut pergi ke sekolah. "Anak perempuan sangat terpengaruh," tambahnya seperti dikutip dari VOA, Kamis (28/10/2021).
Sebagian besar siswa yang diculik dibebaskan setelah negosiasi dengan penculiknya.
Tetapi bahkan ketika para siswa yang diculik dibebaskan, dikatakan Buhari, trauma dari kejadian itu tetap lama di benak mereka.
Pensiunan jenderal, yang pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2015, mengatakan pemerintah Nigeria sangat berkomitmen untuk memprioritaskan keselamatan di sekolah.
"Kami telah mengidentifikasi dan menerapkan mekanisme untuk memastikan keselamatan dan keamanan sekolah di Nigeria," katanya.
"Tetapi sulit menghadapi tantangan keamanan ini dan dampaknya," tambah pria berusia 78 tahun itu.
Operasi militer sedang berlangsung di seluruh negeri, tetapi pasukan keamanan sering digambarkan kewalahan menghadapi kelompok teroris dan para bandit.
Sementara itu para ahli memperingatkan bahwa gadis-gadis muda yang meninggalkan sekolah lebih awal berisiko dinikahkan.
Save the Children mengatakan awal bulan ini diperkirakan 44% anak perempuan di Nigeria menikah sebelum ulang tahun ke-18, salah satu tingkat pernikahan anak tertinggi secara global.
Penculikan massal murid sekolah pertama di negara terpadat di Afrika itu terjadi di timur laut pada tahun 2014. Saat itu kelompok teroris Boko Haram menculik 276 gadis dari Chibok, memicu kampanye global yang disebut #BringBackOurGirls.
"Sejak itu, serangan terhadap sekolah telah tumbuh dalam jumlah dan menyebar ke seluruh bagian utara negara itu," kata Buhari saat berpidato pada konferensi tentang keselamatan dalam pendidikan di Ibu Kota, Abuja.
Orang-orang bersenjata di barat laut dan tengah Nigeria semakin menargetkan sekolah, menculik lebih dari 1.000 siswa sejak Desember.
Akibatnya, kata Buhari, ada lebih dari 12 juta anak saat ini trauma dan takut pergi ke sekolah. "Anak perempuan sangat terpengaruh," tambahnya seperti dikutip dari VOA, Kamis (28/10/2021).
Sebagian besar siswa yang diculik dibebaskan setelah negosiasi dengan penculiknya.
Tetapi bahkan ketika para siswa yang diculik dibebaskan, dikatakan Buhari, trauma dari kejadian itu tetap lama di benak mereka.
Pensiunan jenderal, yang pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2015, mengatakan pemerintah Nigeria sangat berkomitmen untuk memprioritaskan keselamatan di sekolah.
"Kami telah mengidentifikasi dan menerapkan mekanisme untuk memastikan keselamatan dan keamanan sekolah di Nigeria," katanya.
"Tetapi sulit menghadapi tantangan keamanan ini dan dampaknya," tambah pria berusia 78 tahun itu.
Operasi militer sedang berlangsung di seluruh negeri, tetapi pasukan keamanan sering digambarkan kewalahan menghadapi kelompok teroris dan para bandit.
Sementara itu para ahli memperingatkan bahwa gadis-gadis muda yang meninggalkan sekolah lebih awal berisiko dinikahkan.
Save the Children mengatakan awal bulan ini diperkirakan 44% anak perempuan di Nigeria menikah sebelum ulang tahun ke-18, salah satu tingkat pernikahan anak tertinggi secara global.
(ian)