Rusia Tuding Ukraina Menculik Warga Sipil di Kursk
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pasukan Ukraina yang menduduki sebagian Wilayah Kursk Rusia telah menculik dan melakukan kekerasan seksual terhadap penduduk setempat, menurut klaim kepala misi khusus Kementerian Luar Negeri Rusia untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang Ukraina, Rodion Miroshnik.
Dalam wawancara dengan RIA Novosti pada Kamis (29/8/2024), Miroshnik mengonfirmasi sejumlah laporan sebelumnya yang menuduh pasukan Ukraina termasuk tentara bayaran asing telah melakukan berbagai kekejaman terhadap penduduk sipil sejak dimulainya serangan besar-besaran pada tanggal 6 Agustus.
“Kami memiliki bukti kekerasan seksual yang dilakukan oleh tentara bayaran asing dan radikal Ukraina,” ungkap dia, yang menunjukkan pimpinan Ukraina telah mengerahkan “semua sampahnya” ke Wilayah Kursk dalam upaya nyata untuk mengeluarkan mereka dari negara tersebut dan “membuang” mereka.
Kejahatan nyata lainnya yang dilakukan pasukan Kiev termasuk penculikan, klaim Miroshnik.
“Kami memiliki data bahwa militan Ukraina melakukan tindakan untuk menculik orang. Mereka menculik warga sipil dan membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui. Kami sering kehilangan kontak dengan mereka. Ke mana mereka dibawa? Ke wilayah Ukraina, atau ke penjara rahasia?” tanya dia.
“Pasukan Ukraina bertindak seperti teroris yang kurang ajar, dan sering tidak memberikan informasi apa pun kepada keluarga korban penculikan,” ujar Miroshnik.
Dia mencatat meskipun Rusia memiliki “daftar awal” orang-orang yang berada dalam tahanan Ukraina, daftar itu sama sekali tidak lengkap.
Miroshnik menambahkan, dalam beberapa kasus Moskow hanya memiliki “data yang terpisah-pisah” dan kesaksian tentang orang-orang yang “dipaksa masuk ke truk dan dibawa ke arah yang tidak diketahui.”
Pada saat yang sama, Miroshnik mencatat Moskow terus mengumpulkan informasi tentang tentara bayaran Ukraina.
“Lebih dari 4.000 tentara bayaran telah diidentifikasi secara akurat… Investigasi in absentia telah diselesaikan terhadap beberapa dari mereka,” ujar dia.
Sejak dimulainya invasi besar-besaran Ukraina ke Wilayah Kursk pada awal Agustus, Moskow telah menuduh Kiev melakukan berbagai kekejaman terhadap warga sipil, termasuk melakukan serangan tanpa pandang bulu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kemajuan Kiev telah terhenti, dan Ukraina telah kehilangan hingga 7.000 tentara sejak dimulainya serangan.
Dalam wawancara dengan RIA Novosti pada Kamis (29/8/2024), Miroshnik mengonfirmasi sejumlah laporan sebelumnya yang menuduh pasukan Ukraina termasuk tentara bayaran asing telah melakukan berbagai kekejaman terhadap penduduk sipil sejak dimulainya serangan besar-besaran pada tanggal 6 Agustus.
“Kami memiliki bukti kekerasan seksual yang dilakukan oleh tentara bayaran asing dan radikal Ukraina,” ungkap dia, yang menunjukkan pimpinan Ukraina telah mengerahkan “semua sampahnya” ke Wilayah Kursk dalam upaya nyata untuk mengeluarkan mereka dari negara tersebut dan “membuang” mereka.
Kejahatan nyata lainnya yang dilakukan pasukan Kiev termasuk penculikan, klaim Miroshnik.
“Kami memiliki data bahwa militan Ukraina melakukan tindakan untuk menculik orang. Mereka menculik warga sipil dan membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui. Kami sering kehilangan kontak dengan mereka. Ke mana mereka dibawa? Ke wilayah Ukraina, atau ke penjara rahasia?” tanya dia.
“Pasukan Ukraina bertindak seperti teroris yang kurang ajar, dan sering tidak memberikan informasi apa pun kepada keluarga korban penculikan,” ujar Miroshnik.
Dia mencatat meskipun Rusia memiliki “daftar awal” orang-orang yang berada dalam tahanan Ukraina, daftar itu sama sekali tidak lengkap.
Miroshnik menambahkan, dalam beberapa kasus Moskow hanya memiliki “data yang terpisah-pisah” dan kesaksian tentang orang-orang yang “dipaksa masuk ke truk dan dibawa ke arah yang tidak diketahui.”
Pada saat yang sama, Miroshnik mencatat Moskow terus mengumpulkan informasi tentang tentara bayaran Ukraina.
“Lebih dari 4.000 tentara bayaran telah diidentifikasi secara akurat… Investigasi in absentia telah diselesaikan terhadap beberapa dari mereka,” ujar dia.
Sejak dimulainya invasi besar-besaran Ukraina ke Wilayah Kursk pada awal Agustus, Moskow telah menuduh Kiev melakukan berbagai kekejaman terhadap warga sipil, termasuk melakukan serangan tanpa pandang bulu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kemajuan Kiev telah terhenti, dan Ukraina telah kehilangan hingga 7.000 tentara sejak dimulainya serangan.
(sya)