Taliban Dituduh Penggal Pemain Cantik Timnas Voli Putri Afghanistan

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 00:28 WIB
loading...
Taliban Dituduh Penggal Pemain Cantik Timnas Voli Putri Afghanistan
Mahjabin Hakimi, pemain tim nasional voli putri Afghanistan, yang dibunuh. Laporan media dan pelatihnya menyebut korban dipenggal kelompok Taliban. Foto/via news.com.au
A A A
KABUL - Kelompok Taliban dituduh telah memenggal seorang wanita cantik pemain bola voli di tim nasional (timnas) putri Afghanistan . Pembunuhan mengerikan ini diungkap pelatih tim korban.

Pelatih korban yang menggunakan nama samaran Suraya Afzali karena alasan keamanan mengatakan wanita bernama Mahjabin Hakimi itu adalah salah satu pemain terbaik di Klub Bola Voli Kota Kabul. Menurutnya, dia dibunuh di ibu kota saat pasukan Taliban memburu para atlet wanita.

Afzali kepada surat kabar Independent Persian juga mengungkap bahwa foto-foto mengerikan dari potongan kepala korban sudah ramai di-posting di media sosial.



Menurut Afzali, dia dibunuh awal bulan ini. Namun, kematiannya telah ditutup-tutupi karena keluarga korban telah diancam untuk tidak berbicara.

Laporan lain dari media setempat menyatakan kematian korban terjadi sekitar pertengahan Agustus, di mana sertifikat kematiannya menunjukkan bahwa dia terbunuh pada 13 Agustus 2021 atau pada hari-hari terakhir pemberontakan Taliban sebelum merebut Kabul.

Pusat Jurnalisme Investigasi Payk mengatakan sumber-sumber mereka mengonfirmasi bahwa Hakimi dipenggal oleh kelompok Taliban di Kabul.

Kelompok Taliban yang kini memegang kendali pemerintahan Afghanistan belum berkomentar atas tuduhan telah memenanggal Hakimi.

Afzali mengatakan kepada Independent Persian bahwa dia berbicara untuk menyoroti risiko yang dihadapi pemain olahraga wanita, dengan hanya dua dari tim bola voli nasional wanita yang berhasil melarikan diri dari negara itu.

“Semua pemain tim bola voli dan atlet wanita lainnya berada dalam situasi yang buruk dan putus asa serta ketakutan,” katanya kepada surat kabar tersebut, yang dilansir Jumat (22/10/2021). "Semua orang terpaksa melarikan diri dan tinggal di tempat yang tidak diketahui."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1674 seconds (0.1#10.140)