Warga Uganda Konsumsi Tanaman Herbal dan Ganja untuk Pulihkan Diri dari Covid-19
loading...
A
A
A
KAMPALA - Warga Uganda telah beralih menggunakan ganja dan ramuan lokal lainnya untuk mengobati Covid-19 . Langkah ini banyak diambil warga Uganda karena tingginya biaya pengobatan Covid-19 di rumah sakit. Mereka juga menggunakan berbagai jenis daun dan rumput untuk mengukus sendiri, yang menurut beberapa ahli medis sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Warga Uganda mengadopsi langkah-langkah putus asa ini setelah rumah sakit mulai membebankan biaya USD1.000 kepada pasien Covid-19 per hari, terutama mereka yang membutuhkan oksigen medis. Dengan pendapatan per kapita negara yang hanya USD 912, sangat sedikit orang Uganda yang mampu membayar untuk perawatan Covid-19.
“Ketika saya pergi ke salah satu rumah sakit swasta dan didiagnosis mengidap Covid-19, mereka mengatakan kepada saya untuk membayar 3,5 juta Uganda Shilling atau USD1.000 di muka, sebelum dirawat," kata David Sempeke, seorang penduduk distrik Wakiso, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (12/10/2021).
"Karena saya tidak dapat mengumpulkan jumlah tersebut, saya kembali ke rumah dan mulai menggunakan ganja, dan ramuan herbal lainnya. Seorang tabib tradisional mengatakan kepada saya untuk menggunakan ganja. Saya juga pernah mendengar dari mantan calon presiden Kizza Besigye bagaimana membuat ramuan. Setelah 10 hari, saya sembuh," sambungnya.
Besigye yang tiga kali mencalonkan diri sebagai presiden, namun selalu kalah dari petahana Yoweri Museveni, beberapa kali memberi tahu masyarakat cara membuat racikan obat anti Covid-19.
Baca Juga: Zat Senyawa Ganja Dinyakini Melemahkan Sifat Ganas Bakteri Corona
Apa yang disebut resepnya untuk penyakit itu adalah bubuk jahe, cabai merah, bawang putih, bawang merah dan lemon, di mana semua direbus dalam air, dan diminum dua kali sehari.
Melda Atim, seorang warga distrik Gulu di Uganda utara, mengatakan keluarganya menggunakan air rebusan daun ganja untuk mencegah terpapar Covid-19. “Kami juga mengambil uap dari rerumputan seperti bombo, kyayi suubi, mujaaja, lumbugu, dan daun jeruk,” ujarnya, seraya mengaku tidak ada anggota keluarganya yang terjangkit Covid-19.
Pakar medis telah memperingatkan warga Uganda agar tidak menggunakan gulma dan obat herbal lain yang belum teruji, termasuk ganja, untuk mengobati Covid-19. Penelitian Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa banyak orang di seluruh negeri telah merebus berbagai gulma, menghirup dan meminum ramuannya. Di antara yang paling banyak digunakan adalah ganja.
Warga Uganda mengadopsi langkah-langkah putus asa ini setelah rumah sakit mulai membebankan biaya USD1.000 kepada pasien Covid-19 per hari, terutama mereka yang membutuhkan oksigen medis. Dengan pendapatan per kapita negara yang hanya USD 912, sangat sedikit orang Uganda yang mampu membayar untuk perawatan Covid-19.
“Ketika saya pergi ke salah satu rumah sakit swasta dan didiagnosis mengidap Covid-19, mereka mengatakan kepada saya untuk membayar 3,5 juta Uganda Shilling atau USD1.000 di muka, sebelum dirawat," kata David Sempeke, seorang penduduk distrik Wakiso, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (12/10/2021).
"Karena saya tidak dapat mengumpulkan jumlah tersebut, saya kembali ke rumah dan mulai menggunakan ganja, dan ramuan herbal lainnya. Seorang tabib tradisional mengatakan kepada saya untuk menggunakan ganja. Saya juga pernah mendengar dari mantan calon presiden Kizza Besigye bagaimana membuat ramuan. Setelah 10 hari, saya sembuh," sambungnya.
Besigye yang tiga kali mencalonkan diri sebagai presiden, namun selalu kalah dari petahana Yoweri Museveni, beberapa kali memberi tahu masyarakat cara membuat racikan obat anti Covid-19.
Baca Juga: Zat Senyawa Ganja Dinyakini Melemahkan Sifat Ganas Bakteri Corona
Apa yang disebut resepnya untuk penyakit itu adalah bubuk jahe, cabai merah, bawang putih, bawang merah dan lemon, di mana semua direbus dalam air, dan diminum dua kali sehari.
Melda Atim, seorang warga distrik Gulu di Uganda utara, mengatakan keluarganya menggunakan air rebusan daun ganja untuk mencegah terpapar Covid-19. “Kami juga mengambil uap dari rerumputan seperti bombo, kyayi suubi, mujaaja, lumbugu, dan daun jeruk,” ujarnya, seraya mengaku tidak ada anggota keluarganya yang terjangkit Covid-19.
Pakar medis telah memperingatkan warga Uganda agar tidak menggunakan gulma dan obat herbal lain yang belum teruji, termasuk ganja, untuk mengobati Covid-19. Penelitian Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa banyak orang di seluruh negeri telah merebus berbagai gulma, menghirup dan meminum ramuannya. Di antara yang paling banyak digunakan adalah ganja.