Ratusan Milisi Taliban Piknik ke Taman Sambil Tenteng Senapan Mesin

Senin, 11 Oktober 2021 - 10:11 WIB
loading...
Ratusan Milisi Taliban Piknik ke Taman Sambil Tenteng Senapan Mesin
Para milisi Taliban membawa senapan saat menjajal wahana permainan di sebuah taman hiburan di Qargha, Kabul, Afghanistan. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Ratusan milisi Taliban menikmati hari libur dengan piknik ke taman hiburan tepi laut yang populer di Kabul, Afghanistan . Meski bersenang-senang, mereka tetap menenteng senapan mesin.

Halimi adalah salah satu dari ratusan milisi Taliban yang menikmati rekrasi pada hari Jumat ke taman pantai berpasir di Qargha. Mereka melepas penat setelah berbulan-bulan konflik dan berminggu-minggu bertugas menjaga keamanan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus 2021.



"Saya merasa sangat gembira datang ke Kabul dan dapat mengunjungi Qargha untuk pertama kalinya...orang-orang menyambut saya dan teman-teman saya dengan cara persaudaraan," kata Halimi, 24, seorang milisi asal provinsi Maidan Wardak kepada Reuters, yang meminta untuk tidak ditulis nama lengkapnya.

Para milisi, yang semuanya bersenjata lengkap di taman, menyeruput teh dan membeli makanan ringan dari kios-kios yang tersebar di sepanjang garis pantai.

Beberapa antre untuk mencoba wahana taman hiburan, yang termasuk kapal bajak laut dan korsel kursi terbang.

Di belakang Halimi, Ziaul Haq, 25, juga asal Maidan Wardak, berseri-seri saat dia menunggang kuda.

Sebagian besar milisi belum pernah ke Kabul sampai Taliban menguasai ibu kota pada 15 Agustus 2021, dan beberapa ingin mengunjungi taman hiburan sebelum kembali ke tugas mereka di seluruh negeri.

"Kami bangga telah berjuang dan sekarang mereka (Amerika) pergi, itu hal paling menyenangkan yang pernah kami alami," kata Halimi, menambahkan bahwa dia telah bertemu dengan sepupunya di taman dan piknik untuk merayakan kembalinya kekuasaan Taliban, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (11/10/2021).

Taliban melancarkan pemberontakan selama 20 tahun terhadap pemerintah yang didukung Barat sebelum kembali berkuasa pada Agustus lalu setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan. Sebagian besar milisinya hanya tahu sedikit di luar pemberontakan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)