Eks Miss Universe Malaysia Komentar Rasis soal Pembunuhan George Floyd
loading...
A
A
A
KUALA LUMPUR - Mantan Miss Universe Malaysia, Samantha Katie James, 25, panen kecaman setelah mengumbar sentimen rasial di media sosial dalam mengomentari pembunuhan pria kulit hitam George Floyd oleh polisi kulit putih di Amerika Serikat (AS).
Floyd tewas setelah lehernya dicekik polisi dengan lututnya di Minneapolis, negara bagian Minnesota, Senin pekan lalu. Hasil autopsi independen menyimpulkan, pria kulit hitam itu tewas karena sesak napas dan juga disimpulkan sebagai tindakan pembunuhan.
Melalui akun Instagram-nya, bekas ratu kecantikan ini bahkan menyerukan komunitas kulit hitam di Amerika yang sedang marah untuk rileks saja. "Kepada orang kulit hitam, rileks, anggap itu sebagai tantangan, membuat Anda lebih kuat," tulis dia, Jumat lalu.
Dia juga mengklaim bahwa mereka memilih untuk dilahirkan sebagai orang kulit berwarna di Amerika karena suatu alasan. "Agar mempelajari pelajaran tertentu," lanjut dia.
Gara-gara komentarnya itu publik Malaysia menyerukan agar mahkota dan gelar Miss Universe Malaysia 2017 yang disandangnya dicopot.
Lebih dari 15.000 orang sejauh ini menandatangani petisi di Change.org dalam waktu kurang dari 24 jam sebagai bentuk kemarahan terhadap komentar Katie James. (Baca: AS Diguncang Kerusuhan Terkait George Floyd, Publik China Bersorak )
Petisi menentang model cantik itu menyatakan bahwa dia tidak layak untuk mewakili Malaysia dan menyerukan penyelenggara kontes ratu kecantikan untuk mencopot mahkota dan gelarnya.
Meski fakta bahwa mahkota dan gelar itu bukan lagi miliknya, namun tidak menghalangi publik termasuk mantan Miss Universe Malaysia 2003 Elaine Daly untuk melontarkan kecaman.
"Dia adalah figur publik dengan lebih dari 160.000 follower di Instagram. Dia menyalahgunakan platform dan kehadiran media sosial-nya untuk menyuarakan pernyataan rasis dan jahilnya secara terang-terangan," bunyi petisi tersebut, seperti dikutip New Straits Times, Selasa (2/6/2020).
"Ketidaktahuannya dan kurangnya kesadaran diri dan hak istimewa tidak mencerminkan gelar Miss Universe Malaysia dan dengan petisi ini kami berharap ia akan kehilangan gelarnya," lanjut petisi tersebut.
Sementara itu, pihak Miss Universe Malaysia Organization (MUMO) menegaskan bahwa Katie James tidak lagi mewakili organisasi tersebut sejak Juni 2018.
Pernyataan MUMO tidak memuaskan para penadatangan petisi dan menyerukan tindakan lebih lanjut.
"Jika mereka mengutuk keras semua tindakan rasisme dan prasangka, mereka akan mencopot mahkota dan gelarnya. Melucuti mahkota dan gelar James akan menjadi contoh bahwa organisasi Anda tidak akan mentoleransi segala bentuk prasangka baik pemenang masa lalu, sekarang atau masa depan," imbuh petisi online tersebut.
Katie James, yang merupakan model keturunan Malaysia-Brasil telah membela diri atas banyaknya kecaman yang dilontarkan terhadap dirinya. Dia mengklaim bahwa dirinya telah mengalami diskriminasi sebagai gadis kulit putih ketika bersekolah di Malaysia.
Gara-gara komentar soal kematian pria kulit hitam di AS, perusahaan makeup Velvet Vanity langsung memutuskan hubungan dengan Katie James.
Velvet Vanity mengatakan mereka melayani orang-orang dari semua warna kulit. "Setiap posting yang menampilkan (James) dibuat sebelum kasus ini dan kami tidak berafiliasi dengannya lagi," kata perusahaan tersebut.
"Sebagai sebuah merek, kami mendukung #blacklivesmatter dan kami tidak akan pernah mengaitkan diri dengan perilaku rasis dengan cara apa pun," lanjut perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Floyd tewas setelah lehernya dicekik polisi dengan lututnya di Minneapolis, negara bagian Minnesota, Senin pekan lalu. Hasil autopsi independen menyimpulkan, pria kulit hitam itu tewas karena sesak napas dan juga disimpulkan sebagai tindakan pembunuhan.
Melalui akun Instagram-nya, bekas ratu kecantikan ini bahkan menyerukan komunitas kulit hitam di Amerika yang sedang marah untuk rileks saja. "Kepada orang kulit hitam, rileks, anggap itu sebagai tantangan, membuat Anda lebih kuat," tulis dia, Jumat lalu.
Dia juga mengklaim bahwa mereka memilih untuk dilahirkan sebagai orang kulit berwarna di Amerika karena suatu alasan. "Agar mempelajari pelajaran tertentu," lanjut dia.
Gara-gara komentarnya itu publik Malaysia menyerukan agar mahkota dan gelar Miss Universe Malaysia 2017 yang disandangnya dicopot.
Lebih dari 15.000 orang sejauh ini menandatangani petisi di Change.org dalam waktu kurang dari 24 jam sebagai bentuk kemarahan terhadap komentar Katie James. (Baca: AS Diguncang Kerusuhan Terkait George Floyd, Publik China Bersorak )
Petisi menentang model cantik itu menyatakan bahwa dia tidak layak untuk mewakili Malaysia dan menyerukan penyelenggara kontes ratu kecantikan untuk mencopot mahkota dan gelarnya.
Meski fakta bahwa mahkota dan gelar itu bukan lagi miliknya, namun tidak menghalangi publik termasuk mantan Miss Universe Malaysia 2003 Elaine Daly untuk melontarkan kecaman.
"Dia adalah figur publik dengan lebih dari 160.000 follower di Instagram. Dia menyalahgunakan platform dan kehadiran media sosial-nya untuk menyuarakan pernyataan rasis dan jahilnya secara terang-terangan," bunyi petisi tersebut, seperti dikutip New Straits Times, Selasa (2/6/2020).
"Ketidaktahuannya dan kurangnya kesadaran diri dan hak istimewa tidak mencerminkan gelar Miss Universe Malaysia dan dengan petisi ini kami berharap ia akan kehilangan gelarnya," lanjut petisi tersebut.
Sementara itu, pihak Miss Universe Malaysia Organization (MUMO) menegaskan bahwa Katie James tidak lagi mewakili organisasi tersebut sejak Juni 2018.
Pernyataan MUMO tidak memuaskan para penadatangan petisi dan menyerukan tindakan lebih lanjut.
"Jika mereka mengutuk keras semua tindakan rasisme dan prasangka, mereka akan mencopot mahkota dan gelarnya. Melucuti mahkota dan gelar James akan menjadi contoh bahwa organisasi Anda tidak akan mentoleransi segala bentuk prasangka baik pemenang masa lalu, sekarang atau masa depan," imbuh petisi online tersebut.
Katie James, yang merupakan model keturunan Malaysia-Brasil telah membela diri atas banyaknya kecaman yang dilontarkan terhadap dirinya. Dia mengklaim bahwa dirinya telah mengalami diskriminasi sebagai gadis kulit putih ketika bersekolah di Malaysia.
Gara-gara komentar soal kematian pria kulit hitam di AS, perusahaan makeup Velvet Vanity langsung memutuskan hubungan dengan Katie James.
Velvet Vanity mengatakan mereka melayani orang-orang dari semua warna kulit. "Setiap posting yang menampilkan (James) dibuat sebelum kasus ini dan kami tidak berafiliasi dengannya lagi," kata perusahaan tersebut.
"Sebagai sebuah merek, kami mendukung #blacklivesmatter dan kami tidak akan pernah mengaitkan diri dengan perilaku rasis dengan cara apa pun," lanjut perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.
(min)