Waspada! Penyakit Menular Baru Disebabkan Virus Ditemukan di Jepang
loading...
A
A
A
TOKYO - Satu jenis virus yang sebelumnya tidak diketahui mampu menginfeksi manusia telah ditemukan oleh para ilmuwan di Jepang . Virus bernama Yezo itu terkait patogen penyebab demam berdarah Krimea-Kongo dan penyakit domba Nairobi.
Menurut laporan RT.com pada Selasa (5/10/2021), kasus pertama yang dilaporkan melibatkan virus baru ini tercatat di Jepang pada 2019.
Saat itu, seorang pria berusia 41 tahun dirawat di rumah sakit dengan demam dan nyeri kaki setelah menderita gigitan kutu saat berjalan-jalan di hutan di pulau Hokkaido, Jepang.
Pria itu berhasil keluar dari rumah sakit setelah dua pekan perawatan. Dia dites negatif untuk semua virus tick-borne yang diketahui saat itu.
Para peneliti dari Universitas Hokkaido, termasuk Dr Keita Matsuno, ahli virologi di Institut Internasional untuk Pengendalian Zoonosis universitas, kemudian menganalisis sampel darah pasien dan menemukan virus baru.
Tim mempresentasikan hasil penelitiannya di jurnal Nature Communications pada akhir September.
Virus baru itu ternyata menjadi bagian dari keluarga 15 spesies yang disebut nairoviruses, empat di antaranya dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Salah satu nairovirus diketahui menyebabkan demam berdarah Krimea-Kongo, yang bermanifestasi sebagai nyeri otot, diare, dan pendarahan pada kulit, yang berpotensi menyebabkan gagal hati dan kematian.
Virus baru itu tampaknya paling dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy, masing-masing ditemukan di Rumania dan Uzbekistan.
Virus Tamdy menyebabkan demam akut di China dalam beberapa tahun terakhir, menurut penelitian yang diterbitkan pada 2020.
Virus Yezo baru dapat menyebabkan suhu tinggi hingga 39 derajat Celcius, serta mengurangi jumlah trombosit darah dan sel darah sementara atau leukosit yang bertugas melindungi tubuh manusia dari agen infeksi seperti bakteri dan virus.
Para peneliti kemudian menganalisis sampel darah dari beberapa pasien lain dengan gejala yang sama mulai dari 2014.
“Sekitar tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014, tetapi, sejauh ini, tidak ada kematian yang dikonfirmasi,” ungkap Matsuno, dilansir RT.com pada Selasa (5/10/2021).
Para ilmuwan juga berusaha menemukan sumber virus. Mereka menemukan RNA virus Yezo hadir dalam tiga spesies kutu utama di seluruh pulau Jepang utara.
Antibodi terhadap virus juga ditemukan pada rusa dan rakun yang menghuni daerah tersebut.
Sekarang para peneliti percaya bahwa pengujian untuk penyakit baru di luar Hokkaido adalah yang paling penting.
Tim berencana melacak potensi penyebaran virus secara nasional pada manusia dan hewan.
“Semua kasus infeksi virus Yezo yang kami ketahui sejauh ini tidak menyebabkan kematian, tetapi kemungkinan besar penyakit itu ditemukan di luar Hokkaido, jadi kami perlu segera menyelidiki penyebarannya,” ungkap mereka.
Menurut laporan RT.com pada Selasa (5/10/2021), kasus pertama yang dilaporkan melibatkan virus baru ini tercatat di Jepang pada 2019.
Saat itu, seorang pria berusia 41 tahun dirawat di rumah sakit dengan demam dan nyeri kaki setelah menderita gigitan kutu saat berjalan-jalan di hutan di pulau Hokkaido, Jepang.
Pria itu berhasil keluar dari rumah sakit setelah dua pekan perawatan. Dia dites negatif untuk semua virus tick-borne yang diketahui saat itu.
Para peneliti dari Universitas Hokkaido, termasuk Dr Keita Matsuno, ahli virologi di Institut Internasional untuk Pengendalian Zoonosis universitas, kemudian menganalisis sampel darah pasien dan menemukan virus baru.
Tim mempresentasikan hasil penelitiannya di jurnal Nature Communications pada akhir September.
Virus baru itu ternyata menjadi bagian dari keluarga 15 spesies yang disebut nairoviruses, empat di antaranya dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Salah satu nairovirus diketahui menyebabkan demam berdarah Krimea-Kongo, yang bermanifestasi sebagai nyeri otot, diare, dan pendarahan pada kulit, yang berpotensi menyebabkan gagal hati dan kematian.
Virus baru itu tampaknya paling dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy, masing-masing ditemukan di Rumania dan Uzbekistan.
Virus Tamdy menyebabkan demam akut di China dalam beberapa tahun terakhir, menurut penelitian yang diterbitkan pada 2020.
Virus Yezo baru dapat menyebabkan suhu tinggi hingga 39 derajat Celcius, serta mengurangi jumlah trombosit darah dan sel darah sementara atau leukosit yang bertugas melindungi tubuh manusia dari agen infeksi seperti bakteri dan virus.
Para peneliti kemudian menganalisis sampel darah dari beberapa pasien lain dengan gejala yang sama mulai dari 2014.
“Sekitar tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014, tetapi, sejauh ini, tidak ada kematian yang dikonfirmasi,” ungkap Matsuno, dilansir RT.com pada Selasa (5/10/2021).
Para ilmuwan juga berusaha menemukan sumber virus. Mereka menemukan RNA virus Yezo hadir dalam tiga spesies kutu utama di seluruh pulau Jepang utara.
Antibodi terhadap virus juga ditemukan pada rusa dan rakun yang menghuni daerah tersebut.
Sekarang para peneliti percaya bahwa pengujian untuk penyakit baru di luar Hokkaido adalah yang paling penting.
Tim berencana melacak potensi penyebaran virus secara nasional pada manusia dan hewan.
“Semua kasus infeksi virus Yezo yang kami ketahui sejauh ini tidak menyebabkan kematian, tetapi kemungkinan besar penyakit itu ditemukan di luar Hokkaido, jadi kami perlu segera menyelidiki penyebarannya,” ungkap mereka.
(sya)