PM Pakistan Serukan Dialog Global Tentang Islamofobia
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan menyerukan upaya global untuk melawan gelombang Islamofobia. Selain itu, untuk mengurangi ancaman Covid-19 dan resolusi untuk perselisihan yang masih ada di Kashmir.
Berbicara pada sesi ke-76 sesi Majelis Umum PBB di New York melalui tautan video, Khan meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk mengadakan dialog global melawan "kebangkitan Islamofobia" untuk menyelamatkan dunia dari jenis terorisme lain atas nama fenomena yang meningkat.
Dia lalu menuduh saingan lama India itu mengikuti bentuk Islamofobia terburuk dan paling luas dengan melepaskan ketakutan, dan kekerasan terhadap 200 juta komunitas Muslim India.
“Penganiayaan massa oleh penjaga sapi, pogrom yang sering terjadi, seperti yang terjadi di New Delhi tahun lalu,” ucap Khan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (29/9/2021).
“Undang-undang kewarganegaraan yang diskriminatif untuk membersihkan India dari Muslim dan kampanye untuk menghancurkan masjid di seluruh India, dan melenyapkan warisan dan sejarah Muslimnya, semua adalah bagian dari perusahaan kriminal ini," katanya.
Menyebut plebisit "bebas dan adil" di Jammu dan Kashmir yang disengketakan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB atas perselisihan yang telah berlangsung lama itu sebagai satu-satunya cara untuk perdamaian "berkelanjutan" di Asia Selatan, Khan menegaskan kembali keinginan negaranya untuk berdamai dengan India.
Tetapi, dia meletakkan tanggung jawab untuk memulai kembali pembicaraan damai yang telah lama terhenti antara kedua tetangga di India.
“Tanggung jawab tetap berada di India untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi keterlibatan yang bermakna dan berorientasi pada hasil dengan Pakistan,” ujarnya.
“Dan untuk itu, India harus melakukan pertama adalah membalikkan tindakan sepihak dan ilegal yang dilembagakan sejak 5 Agustus 2019, kedua menghentikan penindasannya dan pelanggaran HAM terhadap rakyat Kashmir, dan tiga, menghentikan dan membalikkan perubahan demografis di wilayah pendudukan, " sambungnya.
Memperingatkan potensi ancaman konflik nuklir yang ada di Asia Selatan, Khan mendesak masyarakat internasional untuk mencegah "konflik lain" antara Pakistan dan India.
“Peningkatan militer India, pengembangan senjata nuklir canggih, dan perolehan kemampuan konvensional yang tidak stabil, dapat mengikis pencegahan timbal balik antara kedua negara,” tukasnya.
Berbicara pada sesi ke-76 sesi Majelis Umum PBB di New York melalui tautan video, Khan meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk mengadakan dialog global melawan "kebangkitan Islamofobia" untuk menyelamatkan dunia dari jenis terorisme lain atas nama fenomena yang meningkat.
Dia lalu menuduh saingan lama India itu mengikuti bentuk Islamofobia terburuk dan paling luas dengan melepaskan ketakutan, dan kekerasan terhadap 200 juta komunitas Muslim India.
“Penganiayaan massa oleh penjaga sapi, pogrom yang sering terjadi, seperti yang terjadi di New Delhi tahun lalu,” ucap Khan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (29/9/2021).
“Undang-undang kewarganegaraan yang diskriminatif untuk membersihkan India dari Muslim dan kampanye untuk menghancurkan masjid di seluruh India, dan melenyapkan warisan dan sejarah Muslimnya, semua adalah bagian dari perusahaan kriminal ini," katanya.
Menyebut plebisit "bebas dan adil" di Jammu dan Kashmir yang disengketakan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB atas perselisihan yang telah berlangsung lama itu sebagai satu-satunya cara untuk perdamaian "berkelanjutan" di Asia Selatan, Khan menegaskan kembali keinginan negaranya untuk berdamai dengan India.
Tetapi, dia meletakkan tanggung jawab untuk memulai kembali pembicaraan damai yang telah lama terhenti antara kedua tetangga di India.
“Tanggung jawab tetap berada di India untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi keterlibatan yang bermakna dan berorientasi pada hasil dengan Pakistan,” ujarnya.
“Dan untuk itu, India harus melakukan pertama adalah membalikkan tindakan sepihak dan ilegal yang dilembagakan sejak 5 Agustus 2019, kedua menghentikan penindasannya dan pelanggaran HAM terhadap rakyat Kashmir, dan tiga, menghentikan dan membalikkan perubahan demografis di wilayah pendudukan, " sambungnya.
Memperingatkan potensi ancaman konflik nuklir yang ada di Asia Selatan, Khan mendesak masyarakat internasional untuk mencegah "konflik lain" antara Pakistan dan India.
“Peningkatan militer India, pengembangan senjata nuklir canggih, dan perolehan kemampuan konvensional yang tidak stabil, dapat mengikis pencegahan timbal balik antara kedua negara,” tukasnya.
(esn)