Peneliti Berburu Hotspot Pandemi Covid-19 untuk Tes Vaksin

Senin, 01 Juni 2020 - 17:30 WIB
loading...
Peneliti Berburu Hotspot...
Direktur Jenner Institute Profesor Adrian Hill menunjukkan vaksin Ebola di Oxford, Inggris. Foto/REUTERS/Steve Parsons
A A A
LONDON - Gelombang pertama pandemi Covid-19 mungkin mereda. Bagi para pengembang vaksin, itu bisa jadi masalah.

Para pakar di Eropa dan Amerika Serikat (AS) menyatakan kesuksesan lockdown dan kebijakan social distancing di beberapa wilayah dan negara berarti tingkat penyebaran virus mungkin rendah sehingga tidak cukup penyakit yang beredar untuk mengetes potensi vaksin yang sedang dikembangkan.

Mereka mungkin perlu mencari lokasi lain, ke hotspot pandemi di Afrika dan Amerika Latin, untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan.

"Ironisnya, jika kita benar-benar berhasil menggunakan langkah kesehatan publik untuk menghilangkan hotspot infeksi virus, ini akan lebih sulit untuk mengetes vaksin," papar Francis Collins, direktur Institut Kesehatan Nasional di AS.

Vaksin penting untuk mengakhiri pandemi yang menewaskan hampir 370.000 orang dan menginfeksi lebih dari 6 juta orang sejauh ini, dengan para pemimpin dunia menganggap vaksin sebagai satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali perekonomian.

Dengan melakukan tes klinik skala besar pada potensi vaksin penyakit baru dengan cepat merupakan langkah yang kompleks.

"Agar vaksin dapat bekerja, orang perlu memiliki risiko infeksi di komunitas. Jika virus telah berhenti sementara, maka tes itu sia-sia," kata Ayfer Ali, pakar obat di Warwick Business School, Inggris.

"Solusinyap indah ke wilayah di mana infeksi menyebar luas di komunitas, itu negara seperti Brasil dan Meksiko saat ini," ujar dia.

Tes vaksin dilakukan dengan secara acak memisahkan orang dalam satu grup perawatan dan satu grup kontrol. Grup perawatan mendapatkan vaksin eksperimen dan grup kontrol mendapat placebo. (Baca Juga: Jurnalis Rusia Jadi Korban Demonstrasi di AS, Moskow Kesal)

Semua peserta kembali ke komunitas di mana penyakit itu masih beredar, dan tingkat infeksi dibandingkan. Harapannya, infeksi pada grup kontrol lebih tinggi, sehingga menunjukkan vaksin eksperimen dapat melindungi kelompok lain.

Saat ini pandemi corona di Inggris, Eropa dan Amerika Serikat mulai turun dari puncaknya. Para peneliti vaksin kini harus mencari tempat atau negara lain dengan tingkat infeksi masih tinggi. (Baca Juga: Trump Disebut Bersembunyi di Bunker Saat Terjadi Demonstrasi di Depan Gedung Putih)
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Sekjen PBB Serukan Jeda...
Sekjen PBB Serukan Jeda Kemanusiaan untuk Vaksinasi Polio di Gaza
Putin: Rusia Hampir...
Putin: Rusia Hampir Mendapatkan Vaksin Kanker
Keputusan China Akhiri...
Keputusan China Akhiri 'Nol Covid-19' Diduga Picu 1,9 Juta Ekses Kematian
Inggris Bersiap Hadapi...
Inggris Bersiap Hadapi Penyakit Baru di Lab Virus Sangat Rahasia
Jejak Panjang Pandemi...
Jejak Panjang Pandemi Covid-19: dari Muncul di Wuhan hingga Dinyatakan Berakhir
WHO: Covid-19 Sudah...
WHO: Covid-19 Sudah Berakhir
Bukan Kebocoran Lab,...
Bukan Kebocoran Lab, Data Baru Kaitkan Virus Covid-19 Berasal dari Binatang Ini
Khawatir Perang, Swedia...
Khawatir Perang, Swedia Siapkan Bunker Nuklir untuk 7 Juta Jiwa
Dahsyatnya Ledakan Pipa...
Dahsyatnya Ledakan Pipa Gas Petronas serasa Gempa Bumi, Suhu Capai 1.000 Derajat Celsius
Rekomendasi
Dasco Beri Bocoran Ada...
Dasco Beri Bocoran Ada Investor Asal Qatar Masuk Danantara
PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan...
PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp800 Juta untuk Korban Gempa Myanmar
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan...
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan dari Ketentuan SPMB 2025
Berita Terkini
10 Negara Terluas di...
10 Negara Terluas di Dunia, Adakah Indonesia?
1 jam yang lalu
Militer China Kepung...
Militer China Kepung Taiwan untuk Simulasi Invasi Besar-besaran, AS Tak Bisa Berbuat Banyak
2 jam yang lalu
Israel Ingin Rebut Wilayah...
Israel Ingin Rebut Wilayah yang Lebih Luas, Hamas Siap Melawan
3 jam yang lalu
Siapa Sheikh Mohammed...
Siapa Sheikh Mohammed bin Zayed? Presiden UEA yang Dijadikan Nama Jalan Tol di Indonesia
4 jam yang lalu
4 Negara Mayoritas Islam...
4 Negara Mayoritas Islam Rayakan Lebaran dalam Kondisi Berperang, dari Palestina hingga Suriah
5 jam yang lalu
Rusia Kecam Trump karena...
Rusia Kecam Trump karena Mengancam Akan Mengebom Iran
6 jam yang lalu
Infografis
Waspada, Kasus COVID-19...
Waspada, Kasus COVID-19 Meningkat 2 Kali Lipat di Singapura
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved