Rencana Israel Caplok Tepi Barat Sarat dengan Bencana

Senin, 01 Juni 2020 - 06:18 WIB
loading...
A A A
(Baca: Netanyahu: Kami Akan Caplok 30% Wilayah Tepi Barat ke Israel )

Abdel-Sattar Qassem, dari Universitas Al-Najah di Nablus, mengatakan dia tidak mengharapkan Otoritas Palestina untuk mengambil posisi yang jauh lebih kuat untuk menentang rencana Israel tersebut.

"Pencaplokan itu akan berlalu ketika pemindahan kedutaan Amerika ke Yerusalem disahkan dan pemerintah AS mengakui legitimasi permukiman tersebut. Otoritas akan mengeluarkan pernyataan tetapi tidak akan mengambil langkah-langkah di lapangan," katanya.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, jika Israel tidak akan mematuhi perjanjian bilateral, Otoritas Palestina juga akan keluar dari perjanjian tersebut.

Namun Qasem mengatakan, Otoritas Palestina seharusnya membatalkan perjanjian ini pada 1990 karena Israel telah menggunakan mereka sebagai kedok untuk mengimplementasikan kebijakannya. Dia mengatakan bahwa Otoritas Palestina tidak menyajikan strategi apa pun untuk menghadapi pendudukan.

"Israel menginginkan tanah tanpa orang dan tahap selanjutnya akan menyaksikan tekanan di semua wilayah Tepi Barat dengan membatasi mereka secara politis dan ekonomi untuk memaksa orang beremigrasi. Beberapa orang Arab akan tetap berada di Lembah Jordan, yang akan digunakan sebagai buruh, untuk membantu ekonomi Israel," tambahnya.
(esn)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1563 seconds (0.1#10.140)