Peneliti Kanada Ciptakan Sistem yang Mampu Prediksi Pandemi di Masa Depan
loading...
A
A
A
OTTAWA - Kamran Khan, seorang peneliti Universitas Toronto dan anggota Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit St. Michael telah menciptakan metode cepat untuk memprediksi kemungkinan serangan pandemi di masa depan. Prediksi menggunakan data dan perangkat lunak kecerdasan buatan itu disebut BlueDot.
Khan mengatakan, ia dan timnya yang terdiri dari 50 peneliti dibuat siaga oleh wabah Covid-19 di Wuhan, China pada Malam Tahun Baru. Dia menuturkan, algoritma program komputer mengambil posting blog yang menceritakan wabah pneumonia terhadap 20 orang di Wuhan.
(Baca: Vaksin Covid-19 Buatan China Siap Dipasarkan Akhir Tahun )
Hanya butuh beberapa detik bagi program untuk menganalisis jadwal penerbangan dan memilih 20 tempat yang berada di jalur virus. Ternyata, 12 tempat tersebut adalah yang pertama melaporkan keberadaan dan pecahnya Covid-19.
Dia mengatakan, perangkat lunak menyisir ratusan ribu laporan berita dalam 65 bahasa setiap hari, berusaha mengungkap informasi tentang titik-titik masalah penyakit. Kecepatan BlueDot, jelasnya, sangat penting karena dunia lambat bereaksi terhadap kemungkinan pandemi.
"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan, karena virus mikroskopis sekarang mengganggu seluruh planet kita," kata Khan, seperti dilansir Anadolu Agency.
"Pandemi Covid-19 telah mengungkapkan perlunya menerapkan sistem yang secara proaktif mengelola risiko penyakit menular di dunia kita yang berubah dengan cepat, semakin meningkat dalam frekuensi, skala dan dampak," sambungnya.
(Baca: Eropa dan Korsel Bersaing Dapatkan Remdesivir )
Teknologi baru bertindak sebagai sistem peringatan dini dan tidak bisa datang pada waktu yang lebih baik. Menurut Khan, ini karena dunia yang semakin menyusut di mana orang melakukan perjalanan internasional akan dapat terserang oleh virus parah di masa depan.
“Dan dengan kesiapsiagaan yang ditingkatkan, kita dapat mengatasi ancaman-ancaman ini untuk menciptakan dunia yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih makmur,” katanya.
Lihat Juga: Kapal Perang AS dan Kanada Lintasi Selat Taiwan setelah China Latihan Perang Besar-besaran
Khan mengatakan, ia dan timnya yang terdiri dari 50 peneliti dibuat siaga oleh wabah Covid-19 di Wuhan, China pada Malam Tahun Baru. Dia menuturkan, algoritma program komputer mengambil posting blog yang menceritakan wabah pneumonia terhadap 20 orang di Wuhan.
(Baca: Vaksin Covid-19 Buatan China Siap Dipasarkan Akhir Tahun )
Hanya butuh beberapa detik bagi program untuk menganalisis jadwal penerbangan dan memilih 20 tempat yang berada di jalur virus. Ternyata, 12 tempat tersebut adalah yang pertama melaporkan keberadaan dan pecahnya Covid-19.
Dia mengatakan, perangkat lunak menyisir ratusan ribu laporan berita dalam 65 bahasa setiap hari, berusaha mengungkap informasi tentang titik-titik masalah penyakit. Kecepatan BlueDot, jelasnya, sangat penting karena dunia lambat bereaksi terhadap kemungkinan pandemi.
"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan, karena virus mikroskopis sekarang mengganggu seluruh planet kita," kata Khan, seperti dilansir Anadolu Agency.
"Pandemi Covid-19 telah mengungkapkan perlunya menerapkan sistem yang secara proaktif mengelola risiko penyakit menular di dunia kita yang berubah dengan cepat, semakin meningkat dalam frekuensi, skala dan dampak," sambungnya.
(Baca: Eropa dan Korsel Bersaing Dapatkan Remdesivir )
Teknologi baru bertindak sebagai sistem peringatan dini dan tidak bisa datang pada waktu yang lebih baik. Menurut Khan, ini karena dunia yang semakin menyusut di mana orang melakukan perjalanan internasional akan dapat terserang oleh virus parah di masa depan.
“Dan dengan kesiapsiagaan yang ditingkatkan, kita dapat mengatasi ancaman-ancaman ini untuk menciptakan dunia yang lebih sehat, lebih aman, dan lebih makmur,” katanya.
Lihat Juga: Kapal Perang AS dan Kanada Lintasi Selat Taiwan setelah China Latihan Perang Besar-besaran
(esn)