Pastor Italia Ditangkap karena Curi Uang Gereja untuk Pesta Seks Gay
loading...
A
A
A
Menurut penyelidikan polisi, GBL dipesan secara online dan diimpor dari Belanda, dan sejumlah kokain yang dirahasiakan yang diperoleh melalui pemasok lokal. Narkoba itu kemudian dijual kepada tamu yang diundang ke rumah tertentu di Prato untuk pesta seks dan narkoba.
Sekitar 200 orang diperiksa dalam kasus ini, termasuk beberapa penjahat profesional. Sejauh ini, 15 orang telah mengaku mengikuti pesta seks di Prato.
Menurut dakwaan, baik Spagnesi dan Regina menghadiri pesta dengan tamu lain, yang tidak memiliki hubungan dengan paroki Spagnesi, tetapi dihubungi melalui situs kencan.
Polisi juga menemukan bahwa uang yang digunakan Spagnesi untuk membeli obat-obatan berasal dari sumber keuangan parokinya, termasuk sumbangan jemaat selama Misa. Kantor kejaksaan percaya jumlahnya mencapai puluhan ribu euro.
Dalam pesan video singkat berdurasi dua menit yang di-posting ke situs web Keuskupan Prato setelah penangkapan Spagnesi, Nerbini menyuarakan “kesedihan besar” atas berita tersebut, dan berjanji “kolaborasi penuh” dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
Nerbini mengatakan dia telah menyadari bahwa Spagnesi berjuang untuk beberapa waktu, bahkan pada tingkat psikologis, dan telah mencoba untuk membantunya, tetapi tidak tahu ada masalah narkoba.
“Pada awalnya masalahnya sama sekali tidak jelas,” kata Nerbini, seperti dikutip dari Crux Now, Sabtu (18/9/2021). Namun, ketika dia mengkonfrontasi Spagnesi tentang perjuangannya yang terus berlanjut pada bulan April, Spagnesi mengaku memiliki kecanduan narkoba.
“Ketika masalah Spagnesi menjadi jelas, saya menerapkan perawatan psikoterapi,” kata Nerbini, mencatat bahwa berita tentang transaksi mencurigakan di paroki Spagnesi muncul selama perawatannya dengan seorang spesialis.
Sekitar 200 orang diperiksa dalam kasus ini, termasuk beberapa penjahat profesional. Sejauh ini, 15 orang telah mengaku mengikuti pesta seks di Prato.
Menurut dakwaan, baik Spagnesi dan Regina menghadiri pesta dengan tamu lain, yang tidak memiliki hubungan dengan paroki Spagnesi, tetapi dihubungi melalui situs kencan.
Polisi juga menemukan bahwa uang yang digunakan Spagnesi untuk membeli obat-obatan berasal dari sumber keuangan parokinya, termasuk sumbangan jemaat selama Misa. Kantor kejaksaan percaya jumlahnya mencapai puluhan ribu euro.
Dalam pesan video singkat berdurasi dua menit yang di-posting ke situs web Keuskupan Prato setelah penangkapan Spagnesi, Nerbini menyuarakan “kesedihan besar” atas berita tersebut, dan berjanji “kolaborasi penuh” dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.
Nerbini mengatakan dia telah menyadari bahwa Spagnesi berjuang untuk beberapa waktu, bahkan pada tingkat psikologis, dan telah mencoba untuk membantunya, tetapi tidak tahu ada masalah narkoba.
“Pada awalnya masalahnya sama sekali tidak jelas,” kata Nerbini, seperti dikutip dari Crux Now, Sabtu (18/9/2021). Namun, ketika dia mengkonfrontasi Spagnesi tentang perjuangannya yang terus berlanjut pada bulan April, Spagnesi mengaku memiliki kecanduan narkoba.
“Ketika masalah Spagnesi menjadi jelas, saya menerapkan perawatan psikoterapi,” kata Nerbini, mencatat bahwa berita tentang transaksi mencurigakan di paroki Spagnesi muncul selama perawatannya dengan seorang spesialis.
(min)