PBB Kutuk Tindakan Keras Taliban terhadap Para Pengunjuk Rasa

Sabtu, 11 September 2021 - 05:30 WIB
loading...
A A A
AS kemudian memimpin pengangkutan udara dari bandara internasional Kabul, mengevakuasi lebih dari 120.000 orang sebelum menarik pasukannya pada 31 Agustus.

Runtuhnya Taliban mengikuti dua dekade operasi militer AS di Afghanistan, setelah pasukan Amerika dan sekutu NATO menggulingkan Taliban dari kekuasaan pada 2001 setelah serangan teror 9/11. AS akan menggelar peringatan 20 tahun serangan itu pada Sabtu (9/11).

Juru bicara PBB Ravina Shamdasani mengkritik tindakan keras Taliban terhadap demonstrasi dalam konferensi pers pada Jumat (10/9).

“Demonstrasi telah berkembang sejak 15 Agustus,” papar dia. Tetapi pada Rabu Taliban melarang pertemuan yang tidak sah, dan pada Kamis mereka memerintahkan perusahaan telekomunikasi mematikan internet seluler di Kabul.

“Sangat penting kelompok itu mendengarkan perempuan dan laki-laki Afghanistan di jalan-jalan selama masa ketidakpastian besar ini," ungkap Shamdasani.

Pernyataan PBB itu juga mencatat kematian empat orang, termasuk seorang anak laki-laki. PBB juga menyoroti pembubaran unjuk rasa dengan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir.

Dia juga mengkritik kekerasan terhadap para jurnalis. Wartawan mengatakan kepada BBC pekan ini bahwa mereka dipukuli, ditahan dan dicambuk Taliban ketika mereka mencoba meliput unjuk rasa.

Laporan PBB muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban.

Pada Jumat, Program Pangan Dunia PBB mengatakan 93% rumah tangga di negara itu tidak makan cukup makanan. Kekeringan telah memperburuk masalah pasokan bahan pakan, menyebabkan hilangnya sekitar 40% panen gandum.

The Wall Street Journal melaporkan pekerja bantuan khawatir seluruh penduduk bisa jatuh ke dalam kemiskinan dalam beberapa bulan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1160 seconds (0.1#10.140)