Taliban Klaim Benteng Oposisi Terakhir di Lembah Panjshir telah Dikuasai

Sabtu, 04 September 2021 - 16:01 WIB
loading...
Taliban Klaim Benteng Oposisi Terakhir di Lembah Panjshir telah Dikuasai
Pejuang perlawanan bersiap mempertahankan lembah Panjshir dari serbuan Taliban di Afghanistan. Foto/REUTERS
A A A
KABUL - Tiga sumber Taliban mengklaim berhasil merebut Lembah Panjshir di utara Kabul. Wilayah tersebut adalah bagian terakhir Afghanistan yang bertahan melawan Taliban.

“Dengan rahmat Allah SWT, kami mengendalikan seluruh Afghanistan. Para pembuat onar telah dikalahkan dan Panjshir sekarang berada di bawah komando kami,” papar seorang komandan Taliban.

Mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh yang kini jadi salah satu pemimpin pasukan oposisi mengatakan kepada stasiun televisi Tolo News bahwa tuduhan dia telah melarikan diri dari negara itu bohong.



Dalam klip video yang diposting di Twitter oleh seorang jurnalis BBC World yang mengatakan itu dikirim Saleh, dia berkata, “Tidak diragukan lagi kita berada dalam situasi yang sulit. Kita berada dalam invasi oleh Taliban. Kami telah bertahan, kami telah melawan.”



Dia juga men-tweet, “Perlawanan terus berlanjut dan akan terus berlanjut. Saya di sini dengan tanah saya, untuk tanah saya dan mempertahankan martabatnya.”



Putranya, Ebadullah Saleh, menyangkal Panjshir telah jatuh ke tangan Taliban. Dia mengirim pesan teks, “Tidak, itu salah.”

Sebelumnya, sumber-sumber Taliban mengatakan Pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan yang akan segera diumumkan.

“Baradar yang mengepalai kantor politik Taliban akan bergabung dengan Mullah Mohammad Yaqoob, putra mendiang salah satu pendiri Taliban Mullah Omar, dan Sher Mohammad Abbas Stanikzai, di jabatan senior,” ungkap tiga sumber.

"Semua pemimpin puncak telah tiba di Kabul, di mana persiapan sedang dalam tahap akhir untuk mengumumkan pemerintahan baru," papar seorang pejabat Taliban.

Pada Jumat, lusinan wanita memprotes di dekat istana presiden, mendesak Taliban menghormati hak-hak wanita dan pencapaian signifikan mereka dalam pendidikan dan tenaga kerja selama dua dekade terakhir.

“Demonstrasi kami (diadakan) karena tanpa kehadiran perempuan, tidak ada masyarakat yang sejahtera. Penghapusan perempuan berarti penghapusan manusia. Jika perempuan tidak hadir di suatu negara, dalam masyarakat, di kementerian atau Kabinet, negara atau Kabinet itu tidak akan berhasil,” ujar Fatema Etemadi, salah satu pengunjuk rasa.

“Uni Eropa (UE) siap terlibat dengan pemerintah baru Taliban di Kabul tetapi kelompok itu harus menghormati hak asasi manusia (HAM), termasuk hak-hak perempuan, dan tidak membiarkan Afghanistan menjadi basis terorisme,” ungkap Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

“Untuk mendukung penduduk Afghanistan, kita harus terlibat dengan pemerintah baru di Afghanistan,” papar Josep Borrell dalam pertemuan para menteri luar negeri (menlu) Uni Eropa di Slovenia.

Dia menggambarkan “keterlibatan operasional” yang tidak dengan sendirinya merupakan pengakuan formal dari pemerintah Taliban, dan akan “meningkat tergantung pada perilaku pemerintah ini.”
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1930 seconds (0.1#10.140)