AS Hengkang, Taliban Kini Hadapi Perang ISIS-K dan Milisi Panjshir

Jum'at, 03 September 2021 - 08:59 WIB
loading...
A A A


Keluhan utama ISIS-K terhadap Taliban adalah kesepakatan yang dinegosiasikan Taliban dengan Amerika Serikat di Doha. ISIS-K menganggap Taliban sebagai pengkhianat karena mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan mengumumkan niatnya untuk merusak kesepakatan dengan meluncurkan perang melawan Taliban dan pemerintah Afghanistan yang didukung AS.

Sementara Taliban secara bersamaan melancarkan kampanye pemberontakan melawan pasukan Afghanistan dan bernegosiasi dengan AS, ISIS-K melakukan serangan teror mematikan terhadap warga sipil Afghanistan, upaya untuk mendiskreditkan Taliban dan mendorong perekrutan.

Serangan dari ISIS-K juga menyoroti celah internal di dalam Taliban yang kemungkinan akan tumbuh lebih dalam saat Taliban memasuki fase pemerintahan yang mereka ambil alih.

Taliban, setidaknya secara retoris, telah memberikan nada yang lebih moderat dan pragmatis dari kekuasaan mereka sebelumnya 20 tahun lalu. Sementara kepemimpinan dan juru bicaranya tetap bernada lembut, jajaran dan anggota Taliban dipenuhi dengan faksi-faksi yang lebih ekstremis yang akan lebih tertarik pada radikalisme yang dianut ISIS-K.

Menurut Thorson, struktur seperti itu rentan disusupi oleh organisasi yang lebih ekstrem seperti ISIS. Meskipun Taliban dan ISIS adalah musuh, pembelotan dari satu kelompok ke kelompok lain menunjukkan mungkin ada kantong simpati dalam setiap kelompok untuk yang lain.

Bagaimanapun, ini adalah bagaimana ISIS-K terbentuk pada tahun 2015, ketika sisa-sisa yang tidak puas dari Taliban Pakistan dan kelompok jihadis lainnya berpisah dan berjanji setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Perpecahan itu menyebabkan deklarasi perang di kedua belah pihak.

“Permusuhan antara kedua kelompok muncul baik dari perbedaan ideologis dan persaingan untuk sumber daya. ISIS menuduh Taliban menarik legitimasinya dari basis etnis dan nasionalistik yang sempit, daripada keyakinan Islam universal, militannya membelot dari Taliban untuk bergabung dengan ISIS-K," demikian analisis di Pusat Keamanan dan Kerjasama Internasional di Universitas Stanford.

Taliban juga menentang ambisi transnasional ISIS dan jihad global, lebih memilih untuk fokus hanya pada Afghanistan dan mendeklarasikan Imarah atau Emirat Islam di dalam perbatasan tradisional negara itu.

Serangan terhadap warga sipil Afghanistan yang tidak bersalah dan Taliban kemungkinan akan meningkat sekarang, karena Taliban adalah otoritas pemerintahan negara tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4270 seconds (0.1#10.140)