Putus Asa, Warga Nigeria Jual Rumah dan Tanah untuk Menebus Anaknya yang Diculik
loading...
A
A
A
Tapi itu masih belum cukup untuk para bandit.
Menurut perkiraan analis SBM Intelligence yang berbasis di Lagos, para penculik mengumpulkan lebih dari USD18 juta uang tebusan dari Juni 2011 hingga Maret 2020 di Nigeria.
"Banjir uang tunai itu membawa banjir penculik baru," kata Bulama Bukarti, seorang analis di Unit Kebijakan Ekstremisme dari Tony Blair Institute for Global Change. Dia memperkirakan saat ini ada sekitar 30.000 bandit yang beroperasi di barat laut.
"Ini adalah industri yang paling berkembang, paling menguntungkan di Nigeria," katanya kepada Reuters.
Penculikan telah menjadi pilihan karir yang menggiurkan bagi para pemuda di saat ekonomi terpuruk, inflasi dua digit dan pengangguran 33%.
"Dari Desember, kami melihat kotak Pandora terbuka. Mereka melihat itu mungkin. Mereka melihat tidak ada yang terjadi pada pelaku penyerangan," ujar Bukarti.
Pada bulan Desember, orang-orang bersenjata menculik 344 anak laki-laki dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah di negara bagian Katsina di barat laut selama serangan malam hari. Para penculik membebaskan anak-anak itu seminggu kemudian, tetapi hal itu memicu serentetan penculikan serupa di seluruh wilayah.
Para bandit mengambil satu halaman dari kisah kelompok militan Islam Boko Haram, yang menculik lebih dari 200 siswi dari kota timur laut Chibok pada tahun 2014. Kelompok itu memiliki tujuan ideologis dan memaksa beberapa gadis untuk menikah dengan pejuang.
Baca Juga
Menurut perkiraan analis SBM Intelligence yang berbasis di Lagos, para penculik mengumpulkan lebih dari USD18 juta uang tebusan dari Juni 2011 hingga Maret 2020 di Nigeria.
"Banjir uang tunai itu membawa banjir penculik baru," kata Bulama Bukarti, seorang analis di Unit Kebijakan Ekstremisme dari Tony Blair Institute for Global Change. Dia memperkirakan saat ini ada sekitar 30.000 bandit yang beroperasi di barat laut.
"Ini adalah industri yang paling berkembang, paling menguntungkan di Nigeria," katanya kepada Reuters.
Penculikan telah menjadi pilihan karir yang menggiurkan bagi para pemuda di saat ekonomi terpuruk, inflasi dua digit dan pengangguran 33%.
"Dari Desember, kami melihat kotak Pandora terbuka. Mereka melihat itu mungkin. Mereka melihat tidak ada yang terjadi pada pelaku penyerangan," ujar Bukarti.
Pada bulan Desember, orang-orang bersenjata menculik 344 anak laki-laki dari Sekolah Menengah Sains Pemerintah di negara bagian Katsina di barat laut selama serangan malam hari. Para penculik membebaskan anak-anak itu seminggu kemudian, tetapi hal itu memicu serentetan penculikan serupa di seluruh wilayah.
Para bandit mengambil satu halaman dari kisah kelompok militan Islam Boko Haram, yang menculik lebih dari 200 siswi dari kota timur laut Chibok pada tahun 2014. Kelompok itu memiliki tujuan ideologis dan memaksa beberapa gadis untuk menikah dengan pejuang.