Pengungsi Afghanistan di Indonesia Serukan Percepatan Penempatan Kembali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan pengungsi Afghanistan di Indonesia melakukan demonstrasi menentang penempatan kembali yang berkepanjangan. Mereka menginginkan tempat baru karena repatriasi tidak mungkin dilakukan dengan kembali berkuasanya Taliban .
Ribuan pengungsi dari Afghanistan , kebanyakan dari mereka dari etnis minoritas Hazara, yang telah lama dianiaya oleh Taliban, telah tinggal di Indonesia selama bertahun-tahun sambil menunggu penempatan kembali di negara ketiga seperti Kanada atau Australia .
Ratusan orang berkumpul di luar kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Jakarta, meskipun ada pembatasan virus Corona baru yang melarang demonstrasi, untuk menuntut agar kasus mereka dipercepat, Selasa (24/8/2021).
"Pada tahun lalu, UNHCR telah memberi tahu kami bahwa hanya ada satu persen kemungkinan penempatan kembali," kata pengungsi Afghanistan Hakmat Ziraki kepada Reuters.
"Hari ini kami datang ke sini untuk bertanya 'apa jawaban Anda sekarang? Apakah Anda masih mendorong pemulangan sukarela?'," sambungnya.
"Orang-orang kami sekarat setiap hari," katanya. "Kami membutuhkan keadilan, kami membutuhkan penempatan kembali," tegasnya.
Seorang juru bicara UNHCR tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Indonesia bukan penandatangan Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan sebagian besar dilihat sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka ke negara ketiga.
Protes pada hari Selasa diwarnai bentrokan kecil antara polisi setelah demonstran diperingatkan untuk bubar mengingat risiko kesehatan masyarakat, dengan Jakarta masih belum pulih dari gelombang infeksi virus Corona baru.
Ribuan pengungsi dari Afghanistan , kebanyakan dari mereka dari etnis minoritas Hazara, yang telah lama dianiaya oleh Taliban, telah tinggal di Indonesia selama bertahun-tahun sambil menunggu penempatan kembali di negara ketiga seperti Kanada atau Australia .
Ratusan orang berkumpul di luar kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Jakarta, meskipun ada pembatasan virus Corona baru yang melarang demonstrasi, untuk menuntut agar kasus mereka dipercepat, Selasa (24/8/2021).
"Pada tahun lalu, UNHCR telah memberi tahu kami bahwa hanya ada satu persen kemungkinan penempatan kembali," kata pengungsi Afghanistan Hakmat Ziraki kepada Reuters.
"Hari ini kami datang ke sini untuk bertanya 'apa jawaban Anda sekarang? Apakah Anda masih mendorong pemulangan sukarela?'," sambungnya.
"Orang-orang kami sekarat setiap hari," katanya. "Kami membutuhkan keadilan, kami membutuhkan penempatan kembali," tegasnya.
Baca Juga
Seorang juru bicara UNHCR tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Indonesia bukan penandatangan Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan sebagian besar dilihat sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka ke negara ketiga.
Protes pada hari Selasa diwarnai bentrokan kecil antara polisi setelah demonstran diperingatkan untuk bubar mengingat risiko kesehatan masyarakat, dengan Jakarta masih belum pulih dari gelombang infeksi virus Corona baru.
(ian)