Sebut Evakuasi Kabul Tersulit dalam Sejarah, Biden Bersumpah Pulangkan Seluruh Warga AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya menjawab pertanyaan pers tentang proses evakuasi yang sedang berlangsung di Kabul, Afghanistan. Biden mengatakan bahwa AS telah membuat kemajuan signifikan dalam mengevakuasi warga Amerika dari Kabul.
"Ini adalah salah satu pengakutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah," katanya dalam konferensi pers di Gedung Putih
"AS adalah satu-satunya negara di dunia yang mampu memproyeksikan kekuatan sebesar ini pada jarak seperti itu," imbuhnya mengacu pada hampir 6.000 tentara saat ini menjaga Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
Biden mengatakan hampir 13.000 orang telah dievakuasi sejauh ini, termasuk 5.700 pada hari Kamis.
"Tetapi penerbangan harus dihentikan selama berjam-jam pada hari Jumat sampai lebih banyak pengungsi dapat diproses," kata Biden yang didampingi oleh Wakil Presiden Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Selain warga Amerika, AS ingin mengevakuasi tidak hanya penerjemah Afghanistan (penerima visa SIV), tetapi juga pemimpin perempuan dan pekerja LSM yang mungkin diancam oleh pemerintah Taliban.
"Biar saya perjelas: setiap orang Amerika yang ingin pulang, Kami akan membawa Anda pulang," tegasnya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (21/8/2021).
Biden berulang kali mengulangi bahwa militer AS berada dalam kontak konstan dengan Taliban, dan bersikeras bahwa mereka membiarkan orang-orang dengan paspor AS melalui pos pemeriksaan mereka, meskipun beberapa wartawan tidak setuju. Dia juga menggambarkan misi evakuasi sebagai "berbahaya" dan berisiko bagi pasukan AS, mencatat bahwa dia tidak bisa berjanji tidak akan ada korban.
"Setiap serangan atau gangguan oleh Taliban akan ditanggapi dengan tanggapan yang cepat dan kuat,” tegasnya, tetapi menambahkan bahwa pasukan AS juga sedang mencari teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) di daerah itu, yang dia gambarkan sebagai musuh bebuyutan Taliban.
Menyinggung gambar-gambar menyayat hati dari orang-orang panik yang bertindak karena putus asa, Biden mengatakan dia tidak berpikir ada orang yang bisa bereaksi terhadap hal itu tanpa merasa sakit.
Reaksi yang ditujukan oleh Biden ini berbeda dengan yang ditunjukkannyan saat diwawancara oleh ABC News di mana saat itu ia mengatakan bahwa gambar-gambar itu berasal dari insiden yang sudah terjadi pada beberapa hari lalu.
"Ini adalah salah satu pengakutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah," katanya dalam konferensi pers di Gedung Putih
"AS adalah satu-satunya negara di dunia yang mampu memproyeksikan kekuatan sebesar ini pada jarak seperti itu," imbuhnya mengacu pada hampir 6.000 tentara saat ini menjaga Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
Biden mengatakan hampir 13.000 orang telah dievakuasi sejauh ini, termasuk 5.700 pada hari Kamis.
"Tetapi penerbangan harus dihentikan selama berjam-jam pada hari Jumat sampai lebih banyak pengungsi dapat diproses," kata Biden yang didampingi oleh Wakil Presiden Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Selain warga Amerika, AS ingin mengevakuasi tidak hanya penerjemah Afghanistan (penerima visa SIV), tetapi juga pemimpin perempuan dan pekerja LSM yang mungkin diancam oleh pemerintah Taliban.
"Biar saya perjelas: setiap orang Amerika yang ingin pulang, Kami akan membawa Anda pulang," tegasnya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (21/8/2021).
Biden berulang kali mengulangi bahwa militer AS berada dalam kontak konstan dengan Taliban, dan bersikeras bahwa mereka membiarkan orang-orang dengan paspor AS melalui pos pemeriksaan mereka, meskipun beberapa wartawan tidak setuju. Dia juga menggambarkan misi evakuasi sebagai "berbahaya" dan berisiko bagi pasukan AS, mencatat bahwa dia tidak bisa berjanji tidak akan ada korban.
"Setiap serangan atau gangguan oleh Taliban akan ditanggapi dengan tanggapan yang cepat dan kuat,” tegasnya, tetapi menambahkan bahwa pasukan AS juga sedang mencari teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) di daerah itu, yang dia gambarkan sebagai musuh bebuyutan Taliban.
Menyinggung gambar-gambar menyayat hati dari orang-orang panik yang bertindak karena putus asa, Biden mengatakan dia tidak berpikir ada orang yang bisa bereaksi terhadap hal itu tanpa merasa sakit.
Reaksi yang ditujukan oleh Biden ini berbeda dengan yang ditunjukkannyan saat diwawancara oleh ABC News di mana saat itu ia mengatakan bahwa gambar-gambar itu berasal dari insiden yang sudah terjadi pada beberapa hari lalu.
(ian)