Publik Marah, Warga AS Diminta Bayar Rp29 Juta untuk Dievakuasi dari Afghanistan

Jum'at, 20 Agustus 2021 - 16:15 WIB
loading...
A A A
“Penumpang akan diminta menandatangani perjanjian pinjaman utang dan mungkin tidak dapat memperbarui paspor AS mereka sampai pinjaman itu dilunasi," ungkap pernyataan OSAC yang menambahkan, “Biayanya mungkin USD2.000 atau lebih per orang."

Surat perjanjian utang itu tampaknya diminta dalam formulir Permintaan Bantuan Pemulangan, yang diperlukan untuk setiap orang yang berharap naik ke penerbangan evakuasi, menurut instruksi yang dikirim oleh Kedutaan Besar AS di Kabul yang sekarang beroperasi di luar HKIA.

Siapa pun yang berharap untuk pergi harus mengisi formulir dan menunggu email kedutaan, sebelum melalui pos pemeriksaan Taliban untuk mencapai bandara.

Ketika sampai bandara pun, warga AS harus berharap mendapat tempat duduk untuk mereka di pesawat.

Mereka yang akan datang pertama di bandara itulah yang dilayani lebih dulu. Warga A juga hanya boleh membawa tas tangan, sementara hewan peliharaan tidak diperbolehkan naik pesawat.

Saat dihubungi untuk dimintai komentar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Politico pada Kamis bahwa, “Undang-undang AS mengharuskan bantuan evakuasi kepada warga negara AS atau warga negara negara ketiga diberikan ‘dengan dasar yang dapat diganti sejauh yang dapat dipraktikkan’.”

"Situasinya sangat cair, dan kami bekerja untuk mengatasi hambatan yang muncul," papar juru bicara Deplu AS.

Namun, setelah laporan media tentang adanya biaya tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, “Dalam keadaan yang unik ini, kami tidak berniat mencari penggantian apapun dari mereka yang melarikan diri dari Afghanistan.”

Pentagon mengatakan kepada wartawan pada Kamis, sekitar 7.000 orang secara total telah dievakuasi sejak 14 Agustus. Mereka tidak dapat mengatakan berapa banyak dari mereka adalah warga Amerika, atau berapa banyak warga AS yang masih tinggal di Afghanistan.

Lebih dari 5.000 tentara AS saat ini berada di HKIA, tanpa rencana mengirim mereka ke pelosok Kabul untuk mengambil warga negara Amerika.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2023 seconds (0.1#10.140)