Taliban Kini Punya Banyak Helikopter dan Pesawat Tempur Buatan AS dan Rusia
loading...
A
A
A
“Tidak ada keraguan bahwa mereka telah menyita ratusan Humvee, artileri dan peralatan lainnya, serta pesawat,” ujar dia pada Defense News.
“Ini seharusnya sangat, sangat meresahkan bagi rakyat Amerika, bukan hanya karena kita membantu mendanai dan menyediakannya, tetapi karena bagaimana Taliban bisa mendapatkan keuntungan itu,” papar dia.
“Ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden mempertimbangkan jalannya ke depan, prioritas terbesarnya adalah evakuasi aman warga AS dari Afghanistan,” ujar Bowman.
“Kemudian, harus menghancurkan peralatan AS yang tersisa di Afghanistan, serta semua pesawat dan helikopter yang ditinggalkan oleh angkatan udara Afghanistan,” papar dia.
“Jika kita melakukannya sekarang, maka saya bisa melihat Taliban mengubah sikapnya terhadap operasi evakuasi di Kabul,” ungkap dia.
“Jadi keluarkan semua warga Amerika, lakukan yang terbaik yang kita bisa untuk mengeluarkan mitra Afghanistan kami. Setelah itu selesai, lalu mengapa kita tidak menghancurkan setiap sayap putar dan pesawat tetap yang telah disita Taliban? Saya pikir kita benar-benar harus melakukannya,” ujar dia.
Angkatan Udara Afghanistan mengoperasikan 23 pesawat serang A-29, empat pesawat kargo C-130 dan total 33 versi militer pesawat Cessna Caravan, beberapa di antaranya dikonfigurasi untuk misi serangan ringan, menurut laporan inspektur khusus.
Afghanistan juga menerbangkan sekitar 150 helikopter, termasuk helikopter utilitas UH-60 Black Hawk buatan Amerika Serikat dan MD-530 bersenjata, serta Mi-17 Soviet, yang sedang dalam proses pensiun oleh angkatan udara Afghanistan.
Dari inventaris angkatan udara Afghanistan, mungkin yang paling canggih adalah A-29 Super Tucano, pesawat serang turboprop yang dibangun pabrikan kedirgantaraan Brasil Embraer dan dimodifikasi Sierra Nevada, perusahaan pertahanan Amerika Serikat yang mengintegrasikan pesawat dengan sensor dan senjata buatan AS. .
Tidak seperti jet tempur yang dibangun untuk kecepatan dan kemampuan manuver dalam pertempuran udara, A-29 dioptimalkan untuk misi kontra-pemberontakan di mana pesawat harus terbang lambat dan rendah untuk menyerang target di darat.
“Ini seharusnya sangat, sangat meresahkan bagi rakyat Amerika, bukan hanya karena kita membantu mendanai dan menyediakannya, tetapi karena bagaimana Taliban bisa mendapatkan keuntungan itu,” papar dia.
“Ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden mempertimbangkan jalannya ke depan, prioritas terbesarnya adalah evakuasi aman warga AS dari Afghanistan,” ujar Bowman.
“Kemudian, harus menghancurkan peralatan AS yang tersisa di Afghanistan, serta semua pesawat dan helikopter yang ditinggalkan oleh angkatan udara Afghanistan,” papar dia.
“Jika kita melakukannya sekarang, maka saya bisa melihat Taliban mengubah sikapnya terhadap operasi evakuasi di Kabul,” ungkap dia.
“Jadi keluarkan semua warga Amerika, lakukan yang terbaik yang kita bisa untuk mengeluarkan mitra Afghanistan kami. Setelah itu selesai, lalu mengapa kita tidak menghancurkan setiap sayap putar dan pesawat tetap yang telah disita Taliban? Saya pikir kita benar-benar harus melakukannya,” ujar dia.
Angkatan Udara Afghanistan mengoperasikan 23 pesawat serang A-29, empat pesawat kargo C-130 dan total 33 versi militer pesawat Cessna Caravan, beberapa di antaranya dikonfigurasi untuk misi serangan ringan, menurut laporan inspektur khusus.
Afghanistan juga menerbangkan sekitar 150 helikopter, termasuk helikopter utilitas UH-60 Black Hawk buatan Amerika Serikat dan MD-530 bersenjata, serta Mi-17 Soviet, yang sedang dalam proses pensiun oleh angkatan udara Afghanistan.
Dari inventaris angkatan udara Afghanistan, mungkin yang paling canggih adalah A-29 Super Tucano, pesawat serang turboprop yang dibangun pabrikan kedirgantaraan Brasil Embraer dan dimodifikasi Sierra Nevada, perusahaan pertahanan Amerika Serikat yang mengintegrasikan pesawat dengan sensor dan senjata buatan AS. .
Tidak seperti jet tempur yang dibangun untuk kecepatan dan kemampuan manuver dalam pertempuran udara, A-29 dioptimalkan untuk misi kontra-pemberontakan di mana pesawat harus terbang lambat dan rendah untuk menyerang target di darat.