Taliban Kini Punya Banyak Helikopter dan Pesawat Tempur Buatan AS dan Rusia

Rabu, 18 Agustus 2021 - 13:20 WIB
loading...
Taliban Kini Punya Banyak...
Taliban menyita pesawat serbu ringan A-29 Super Tucano (kiri) dan helikopter MD-530F di bandara Mazer-i-Sharif. Foto/twitter
A A A
KABUL - Setelah Taliban menguasai lapangan terbang di Kandahar, Afghanistan, foto-foto muncul di media sosial yang menunjukkan pejuang Taliban berpose dengan helikopter militer seperti Black Hawk buatan Amerika Serikat (AS) dan Mi-17 buatan Uni Soviet.

Setelah kelompok itu mengambil alih bandara Mazar-i-Sharif akhir pekan ini, lebih banyak foto menyusul. Kali ini anggota Taliban berdiri di samping pesawat serang A-29 dan helikopter utilitas MD-530.

Sekarang, dengan Afghanistan dikuasai Taliban, pertanyaannya bukan lagi apakah organisasi tersebut akan mendapatkan akses ke inventaris angkatan udara Afghanistan dari sejumlah pesawat dan helikopter yang disediakan AS, tetapi apa yang akan dilakukan dengan berbagai senjata itu. Lalu apa yang dapat dilakukan militer AS untuk menanggapinya.



“Angkatan udara Afghanistan mengoperasikan total 211 pesawat, dengan sekitar 167 pesawat dan helikopter tersedia untuk digunakan pada 30 Juni,” ungkap laporan Juli oleh Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan.



Sejauh ini, Departemen Pertahanan AS belum mengkonfirmasi berapa banyak dari pesawat-pesawat itu telah dikuasai Taliban, berapa banyak dari jumlah itu yang masih dapat dioperasikan dan berapa banyak pesawat yang telah diterbangkan dengan aman oleh pilot angkatan udara Afghanistan ke tempat yang relatif aman di negara-negara tetangga.



Selama pengarahan di Pentagon pada Senin, Mayor Jenderal Hank Taylor, wakil direktur Staf Gabungan untuk operasi regional, mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang apakah militer AS akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah pesawat atau peralatan militer lainnya dipakai Taliban.

Mantan pilot Black Hawk yang bertugas di Afghanistan Bradley Bowman dengan tajam mengkritik penarikan pasukan AS tersebut.

“Tidak ada keraguan bahwa mereka telah menyita ratusan Humvee, artileri dan peralatan lainnya, serta pesawat,” ujar dia pada Defense News.

“Ini seharusnya sangat, sangat meresahkan bagi rakyat Amerika, bukan hanya karena kita membantu mendanai dan menyediakannya, tetapi karena bagaimana Taliban bisa mendapatkan keuntungan itu,” papar dia.

“Ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden mempertimbangkan jalannya ke depan, prioritas terbesarnya adalah evakuasi aman warga AS dari Afghanistan,” ujar Bowman.

“Kemudian, harus menghancurkan peralatan AS yang tersisa di Afghanistan, serta semua pesawat dan helikopter yang ditinggalkan oleh angkatan udara Afghanistan,” papar dia.

“Jika kita melakukannya sekarang, maka saya bisa melihat Taliban mengubah sikapnya terhadap operasi evakuasi di Kabul,” ungkap dia.

“Jadi keluarkan semua warga Amerika, lakukan yang terbaik yang kita bisa untuk mengeluarkan mitra Afghanistan kami. Setelah itu selesai, lalu mengapa kita tidak menghancurkan setiap sayap putar dan pesawat tetap yang telah disita Taliban? Saya pikir kita benar-benar harus melakukannya,” ujar dia.

Angkatan Udara Afghanistan mengoperasikan 23 pesawat serang A-29, empat pesawat kargo C-130 dan total 33 versi militer pesawat Cessna Caravan, beberapa di antaranya dikonfigurasi untuk misi serangan ringan, menurut laporan inspektur khusus.

Afghanistan juga menerbangkan sekitar 150 helikopter, termasuk helikopter utilitas UH-60 Black Hawk buatan Amerika Serikat dan MD-530 bersenjata, serta Mi-17 Soviet, yang sedang dalam proses pensiun oleh angkatan udara Afghanistan.

Dari inventaris angkatan udara Afghanistan, mungkin yang paling canggih adalah A-29 Super Tucano, pesawat serang turboprop yang dibangun pabrikan kedirgantaraan Brasil Embraer dan dimodifikasi Sierra Nevada, perusahaan pertahanan Amerika Serikat yang mengintegrasikan pesawat dengan sensor dan senjata buatan AS. .

Tidak seperti jet tempur yang dibangun untuk kecepatan dan kemampuan manuver dalam pertempuran udara, A-29 dioptimalkan untuk misi kontra-pemberontakan di mana pesawat harus terbang lambat dan rendah untuk menyerang target di darat.

Pesawat itu dapat diterbangkan oleh pilot yang relatif tidak berpengalaman dan dioperasikan di lingkungan yang keras.

“Karakteristik tersebut membuatnya sangat cocok untuk angkatan udara Afghanistan, yang sedang dibangun dari bawah ke atas, tetapi bukan teknologi yang dapat mengancam militer AS dalam keterlibatan masa depan dengan Taliban,” ujar Jenderal Mark Kelly, yang memimpin Komando Tempur Udara.

“Dapat dimengerti jika orang khawatir tentang kemampuan apa pun yang jatuh ke tangan orang-orang di mana kita tidak tahu persis bagaimana mereka akan menggunakannya, siapa yang akan menggunakannya untuk melawan, apakah itu (senapan) M16 atau apakah itu A-29,” ungkap Kelly kepada Defense News dalam wawancara 16 Agustus.

“Tetapi cukup untuk mengatakan bahwa teknologi yang ada di A-29 bukanlah teknologi mutakhir,” papar dia.

“Ketika Anda melihat jangkauan dan kecepatan pesawat serta kekuatan komputer dan kemampuan mengangkat, itu bukan sesuatu yang, sejujurnya, menjadi perhatian kita,” ungkap dia.

“Sementara Taliban dapat berusaha menjual pesawat yang disita, tidak ada pesawat atau helikopter yang dioperasikan angkatan udara Afghanistan yang mengandung teknologi sensitif yang akan berguna bagi negara-negara seperti China atau Rusia,” papar Richard Aboulafia, analis kedirgantaraan di Teal Group.

“Sejujurnya, jika Rusia atau China ingin mendapatkan Super Tucano atau model awal Black Hawk, itu tidak akan sulit. Mereka dilengkapi dengan cara yang cukup berteknologi rendah,” papar dia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Semua Bantuan AS dengan Bunganya
Trump Pecat Hampir Semua...
Trump Pecat Hampir Semua Karyawan Institut Perdamaian yang Didanai Kongres AS
Eks PM Inggris Tegaskan...
Eks PM Inggris Tegaskan Tidak Ada Alternatif NATO
Iran Tidak Peduli dan...
Iran Tidak Peduli dan Tak Takut dengan Ancaman Trump
Uni Eropa Bersiap untuk...
Uni Eropa Bersiap untuk Perang Besar, Berikut 4 Indikatornya
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
Mahasiswa Turki Diculik...
Mahasiswa Turki Diculik Agen AS Saat Akan Berbuka Puasa Gara-Gara Dukungan untuk Palestina
Gempa M 7,1 Guncang...
Gempa M 7,1 Guncang Kepulauan Tonga, Picu Peringatan Tsunami
Rekomendasi
Mentan Amran: Operasi...
Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan
Misi Kemanusiaan TNI...
Misi Kemanusiaan TNI ke Myanmar, Helikopter Super Puma hingga Kapal Rumah Sakit Dikerahkan
Prabowo Maknai Hari...
Prabowo Maknai Hari Raya Nyepi sebagai Momen Refleksi dan Kedamaian Bangsa
Berita Terkini
Sambut Idulfitri, Hamas...
Sambut Idulfitri, Hamas Sepakati Proposal Gencatan Senjata Baru dengan Israel
6 jam yang lalu
Israel Larang Umat Islam...
Israel Larang Umat Islam Palestina Gelar Salat Id di Masjid Ibrahimi
9 jam yang lalu
Rakyat Palestina Rayakan...
Rakyat Palestina Rayakan Idulfitri, Israel Intensifkan Serangan Darat dengan Kirim Ribuan Tentara ke Rafah
10 jam yang lalu
Ditinggal AS dan Eropa,...
Ditinggal AS dan Eropa, Presiden Ukraina Memiliki Misi Rahasia ke China dan Brasil
10 jam yang lalu
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
11 jam yang lalu
Mengapa Ukraina dan...
Mengapa Ukraina dan AS Kalah 5-0 dalam Perundingan dengan Rusia?
12 jam yang lalu
Infografis
Ukraina Akui Jet tempur...
Ukraina Akui Jet tempur F-16 AS Tak Bisa Tandingi Su-35 Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved