Deklarasikan Amnesti, Taliban Desak Kaum Perempuan Gabung Pemerintahan
loading...
A
A
A
KABUL - Kelompok militan Taliban mendeklarasikan "amnesti" di seluruh Afghanistan dan mendesak perempuan untuk bergabung dengan pemerintahan mereka. Langkah ini diambil untuk menenangkan ketegangan di Ibu Kota Kabul setelah sehari sebelumnya terjadi kekacauan di bandara ketika sejumlah warga Afghanistan mencoba melarikan diri dari kekuasaan mereka.
"Imarah Islam tidak ingin perempuan menjadi korban," kata Enamullah Samangani, seorang anggota komisi budaya Taliban, menggunakan istilah militan untuk Afghanistan.
“Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah,” imbuhnya seperti dikutip dari France24, Selasa (17/8/2021).
Pernyataan Samangani merupakan pernyataan pertama tentang pemerintahan dari tingkat federal di Afghanistan setelah serangan mereka di seluruh negeri.
“Struktur pemerintahan tidak sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung,” Samangani menambahkan.
Samangani tetap tidak memberikan penjelasan secara rinci, namun menyiratkan bahwa orang-orang yang mengetahui aturan hukum Islam yang diharapkan Taliban akan diikuti.
"Orang-orang kami adalah Muslim dan kami tidak di sini untuk memaksa mereka masuk Islam," katanya.
Meskipun tidak ada laporan tentang pelanggaran atau pertempuran di Kabul, banyak penduduk tetap tinggal di rumah dan takut setelah Taliban mengosongkan penjara dan menjarah gudang senjata pasca mengambilalih kekuasaan.
"Imarah Islam tidak ingin perempuan menjadi korban," kata Enamullah Samangani, seorang anggota komisi budaya Taliban, menggunakan istilah militan untuk Afghanistan.
“Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah,” imbuhnya seperti dikutip dari France24, Selasa (17/8/2021).
Pernyataan Samangani merupakan pernyataan pertama tentang pemerintahan dari tingkat federal di Afghanistan setelah serangan mereka di seluruh negeri.
“Struktur pemerintahan tidak sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung,” Samangani menambahkan.
Samangani tetap tidak memberikan penjelasan secara rinci, namun menyiratkan bahwa orang-orang yang mengetahui aturan hukum Islam yang diharapkan Taliban akan diikuti.
"Orang-orang kami adalah Muslim dan kami tidak di sini untuk memaksa mereka masuk Islam," katanya.
Meskipun tidak ada laporan tentang pelanggaran atau pertempuran di Kabul, banyak penduduk tetap tinggal di rumah dan takut setelah Taliban mengosongkan penjara dan menjarah gudang senjata pasca mengambilalih kekuasaan.