Kim Jong-un: Situasi Covid-19 di Korut Tak Kurang Menantang dari Perang Korea

Kamis, 29 Juli 2021 - 05:01 WIB
loading...
A A A
Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Tomas Ojea Quintana, bahkan mendesak Dewan Keamanan PBB tahun lalu mempertimbangkan kembali sanksi internasional yang dijatuhkan pada Korut terkait pengembangan nuklir dan rudal untuk menghindari kelaparan.

Pyongyang secara resmi mengklaim tidak memiliki kasus virus corona dan virus itu telah dikalahkan.

Namun, informasi ini sulit diverifikasi karena negara Komunis itu telah mengisolasi diri dari dunia, menutup perbatasannya dan melakukan penguncian ketat lebih dari setahun yang lalu.

Laporan di media Korea Selatan dan Jepang membantah klaim Pyongyang bahwa negara itu bebas Covid dan menunjukkan pengujiannya yang tidak memadai.

Konferensi Nasional Veteran Perang diadakan untuk menandai penandatanganan gencatan senjata dalam Perang Korea 1950–1953, saat Korea Utara, yang didukung China, berperang melawan Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat.

Konflik, yang dengan cepat menjadi perang itu merenggut nyawa lebih dari 33.000 tentara Amerika Serikat dan 400.000 tentara Korea Utara.

Upacara di Pyongyang diadakan di luar ruangan untuk pertama kalinya meskipun suhu sekitar 35 derajat Celcius dan kelembaban tinggi.

Acara itu termasuk pidato oleh para pejabat dan pertunjukan kembang api. Menurut foto-foto dari acara tersebut, tidak ada orang di antara kerumunan yang mengenakan masker wajah atau mengikuti aturan jarak sosial.

Semenanjung Korea secara teknis tetap dalam keadaan perang karena kedua belah pihak tidak pernah menandatangani perjanjian damai yang sebenarnya dan hubungan mereka tetap tegang.

Pada Selasa (27/7), Pyongyang dan Seoul memulihkan saluran komunikasi, yang tetap ditutup selama lebih dari setahun, sebagai tanda mencairnya hubungan antara tetangga itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2279 seconds (0.1#10.140)