Djibouti, Negara Kecil Mayoritas Muslim yang Jadi Markas Militer 5 Negara

Sabtu, 17 Juli 2021 - 16:14 WIB
loading...
Djibouti, Negara Kecil...
Dubes Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika; Al Busyra Basnur, saat menunjukkan sekilas kondisi geografis Djibouti. Foto/Sreenshot YouTube/The B Siblings
A A A
DJIBOUTI CITY - Dubes Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika; Al Busyra Basnur, menceritakan keunikan Djibouti, sebuah negara berukuran kecil berpenduduk mayoritas muslim di pinggir Teluk Aden.

Negara ini hanya berukuran 23.250 kilometer persegi. "Penduduknya sekitar 1 juta jiwa, 90 persen menganut agama Islam," papar Dubes Basnur.

Tidak ada Kedutaan Besar Indonesia di negara tersebut. Kepentingan Indonesia dan timbal baliknya dirangkap oleh Kedutaan Besar Indonesia di Addis Ababa di Ethiopia.

"Setiap ada kepentingan Indonesia di Djibouti, maka saya atau rekan kerja saya di kedutaan, terbang dari Addis Ababa ke Djibouti. Tida jauh, hanya 1,5 jam saja dengan pesawat terbang," ujar diplomat Indonesia tersebut dalam paparannya di channel YouTube The B Siblings, yang dikutip SINDOnews.com, Sabtu (17/7/2021).

Hubungan resmi bilateral kedua negara baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya berlangsung dengan sangat baik, khususnya sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada 1979.

Tahun 2005, Presiden Djibouti Ismael Omar Guelleh menghadiri Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-50 di Indonesia.

"Djibouti adalah salah satu gateway produk-produk Indonesia ke Afrika Timur terutama ke Ethiopia," ujar Dubes Basnur.

"Di Djibouti terdapat pangkalan militer Amerika Serikat, Prancis, Italia, China dan Jepang," lanjut dia. "Selain itu, Djibouti menjadi markas besar Gugus Tugas Angkatan Laut Uni Eropa."

"Kenapa banyak sekali, karena meskipun Djibouti negara berukuran kecil, namun memiliki peran yang sangat penting dan strategis, terutama di bidang ekonomi," imbuh dia.

Djibouti bahkan memiliki pelabuhan laut yang modern di benua Afrika.

Djibouti adalah negara anggota Liga Arab, OKI, Uni Afrika, Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA) dam beberapa organisasi regional dan internasional lainnya.

"Di negara ini, meski jauh dari Indonesia, berukruan kecil dan penduduknya sedikit, sejumlah masyarakat Indonesia bermukim dan bekerja selama lebih dari 10 tahun di sini. Umumnya menjadi tenaga profesional," kata Dubes Basnur.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3440 seconds (0.1#10.140)