Cerita Warga Afrika Selatan Menentang Kerusuhan: 'Saya Lihat Kehancuran, Saya Menangis'

Kamis, 15 Juli 2021 - 10:31 WIB
loading...
A A A
Protes di provinsi Gauteng dan Kwa-Zulu-Natal meningkat menjadi aksi penjarahan di wilayah kota, meskipun belum menyebar ke tujuh provinsi lainnya di Afrika Selatan, di mana polisi bersiaga.

KwaZulu-Natal, provinsi timur yang merupakan daerah asal Zuma dan tempat protes pertama kali dipicu, telah mengalami kekerasan yang signifikan. Truk yang menuju dan dari Durban, pelabuhan terbesar di Afrika Selatan, harus melakukan perjalanan dalam konvoi yang dilindungi oleh tentara.

Provinsi itu merupakan pusat kelompok etnis terbesar di Afrika Selatan, Zulu, di mana Zuma telah menarik banyak dukungan. Namun, raja Zulu, Raja Misuzulu kaZwelithini, pada hari Rabu mengimbau agar kekacauan itu diakhiri dan perdamaian dipulihkan.

"Orang-orang ayahku melakukan bunuh diri," katanya. “Ketika makanan tidak dapat dikirim karena truk dan gudang dibakar, orang-orang kami akan kelaparan.”

"Kekerasan itu telah mempermalukan kita semua,” katanya.

Pembakaran telah merusak beberapa pabrik dan pemerintah memerintahkan bensin tidak dijual dalam wadah untuk mencegah kebakaran ilegal.

Komando untuk meredam situasi telah diberikan pada hari Rabu untuk pasukan keamanan di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan yang mencakup kota terbesar, Johannesburg.

“Saya dapat memastikan bahwa saat ini di Gauteng tenang,” kata Kolonel Mmathapelo Maine, ketika tentara mengacungkan senapan, melindungi mal besar Maponya di Soweto.

“Kami memiliki kendali atas situasi dan ini dengan kerja sama masyarakat,” kata Maine.

Di seberang jalan, puluhan warga mengantre untuk membeli roti dari truk yang dijual langsung ke warga ketimbang diantar ke toko-toko yang sudah tutup.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2024 seconds (0.1#10.140)