Para Perusuh Israel Merusak Bendera Palestina, Picu Bentrok di Amsterdam
loading...
A
A
A
AMSTERDAM - Gelombang kekerasan meletus pada Kamis malam (7/11/2024) di Amsterdam ketika para pendukung klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv menyerbu kota itu, merobek bendera Palestina di properti pribadi dan meneriakkan slogan-slogan yang menghasut.
Insiden tersebut, yang terjadi sebelum dan sesudah pertandingan Maccabi melawan Ajax, telah memicu kemarahan yang meluas.
Sebelumnya dilaporkan, para penggemar Israel bentrok dengan orang-orang yang lewat, merusak properti, dan membakar bendera Palestina.
Video yang dibagikan secara luas di media sosial menggambarkan para penggemar Maccabi tidak hanya merusak properti pribadi tetapi juga menyerang seorang pengemudi taksi lokal dan bahkan berhadapan dengan petugas penegak hukum.
Editor Max Blumenthal dari The Grayzone News berkomentar pada hari Jumat tentang rekaman yang beredar daring, dengan menyatakan, “Banyak video yang beredar tentang para perusuh sepak bola Israel yang merusak properti di Amsterdam, menyerang polisi dan orang yang lewat, dan merobek bendera Palestina. Sekarang, infestasi fasis ini berpura-pura menjadi korban dan menunggu pengangkutan udara kembali ke koloni."
Leyla Hamed, jurnalis sepak bola, juga membenarkan pernyataan Blumenthal pada Kamis malam, "Para perusuh dari klub Israel Maccabi Tel Aviv berbaris di jalan-jalan Amsterdam… Mereka mencuri bendera Palestina dari rumah-rumah dan bahkan membakar bendera Palestina."
Media-media Barat yang selama ini mendukung rezim Zionis, melaporkan seakan-akan perusuh Israel sebagai korban yang diserang, padahal orang-orang Israel itulah yang memulai kerusuhan.
Setelah gelombang kekerasan oleh penggemar Maccabi, pejabat Israel menyebut insiden tersebut sebagai "kekerasan terhadap warga negara Israel."
Dalam posting di X, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai "insiden yang sangat kejam terhadap warga negara Israel di Amsterdam."
Netanyahu yang militernya telah membantai 43.000 warga Palestina itu mengumumkan pengiriman segera pesawat penyelamat untuk membantu warga negara Israel di kota itu, dengan menegaskan, "Gambar-gambar mengerikan dari serangan terhadap warga negara kami di Amsterdam tidak akan diabaikan."
Insiden tersebut, yang terjadi sebelum dan sesudah pertandingan Maccabi melawan Ajax, telah memicu kemarahan yang meluas.
Sebelumnya dilaporkan, para penggemar Israel bentrok dengan orang-orang yang lewat, merusak properti, dan membakar bendera Palestina.
Video yang dibagikan secara luas di media sosial menggambarkan para penggemar Maccabi tidak hanya merusak properti pribadi tetapi juga menyerang seorang pengemudi taksi lokal dan bahkan berhadapan dengan petugas penegak hukum.
Editor Max Blumenthal dari The Grayzone News berkomentar pada hari Jumat tentang rekaman yang beredar daring, dengan menyatakan, “Banyak video yang beredar tentang para perusuh sepak bola Israel yang merusak properti di Amsterdam, menyerang polisi dan orang yang lewat, dan merobek bendera Palestina. Sekarang, infestasi fasis ini berpura-pura menjadi korban dan menunggu pengangkutan udara kembali ke koloni."
Leyla Hamed, jurnalis sepak bola, juga membenarkan pernyataan Blumenthal pada Kamis malam, "Para perusuh dari klub Israel Maccabi Tel Aviv berbaris di jalan-jalan Amsterdam… Mereka mencuri bendera Palestina dari rumah-rumah dan bahkan membakar bendera Palestina."
Media-media Barat yang selama ini mendukung rezim Zionis, melaporkan seakan-akan perusuh Israel sebagai korban yang diserang, padahal orang-orang Israel itulah yang memulai kerusuhan.
Setelah gelombang kekerasan oleh penggemar Maccabi, pejabat Israel menyebut insiden tersebut sebagai "kekerasan terhadap warga negara Israel."
Dalam posting di X, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai "insiden yang sangat kejam terhadap warga negara Israel di Amsterdam."
Netanyahu yang militernya telah membantai 43.000 warga Palestina itu mengumumkan pengiriman segera pesawat penyelamat untuk membantu warga negara Israel di kota itu, dengan menegaskan, "Gambar-gambar mengerikan dari serangan terhadap warga negara kami di Amsterdam tidak akan diabaikan."