Intelijen Korsel Bantah Rumor Kim Jong-un Pingsan Hingga Dikudeta

Rabu, 07 Juli 2021 - 16:11 WIB
loading...
Intelijen Korsel Bantah Rumor Kim Jong-un Pingsan Hingga Dikudeta
Intelijen Korsel menyatakan desas-desus bahwa Pemimpin Korut Kim Jong-un pingsan hingga dikudeta sebagai rumor tak mendasar. Foto/Yonhap
A A A
SEOUL - Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un diyakini menangani urusan negara "secara normal". Mereka menolak desas-desus bahwa ia jatuh pingsan karena masalah kesehatan.

Sebelumnya desas-desus menyebar bahwa Kim Jong-un tidak sadarkan diri setelah menderita pendarahan otak dan kudeta yang dipimpin oleh pamannya Kim Pyong-il telah memaksanya lengser dari kekuasaan.

"Kami memutuskan bahwa spekulasi tentang kesehatan Kim tidak berdasar," kata badan intelijen Korsel , NIS, dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada wartawan.



"Sejauh yang kami ketahui, Kim Jong-un memimpin pertemuan politbiro sepanjang hari pada 29 Juni dan telah menjalankan urusan negara secara normal sebagai kepala negara," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari kantor berita Korsel, Yonhap, Rabu (7/7/2021).

Kondisi kesehatan Kim, yang dikenal sebagai perokok berat dan kelebihan berat badan, sering menarik perhatian karena kekosongan kekuasaan di negara rahasia bersenjata nuklir itu dapat menimbulkan kekacauan di kawasan dan sekitarnya.

Ketidakhadirannya selama 20 hari yang tidak biasa dari mata publik tahun lalu memicu spekulasi di seluruh dunia atas kesehatannya dan bahkan memunculkan rumor tentang kematiannya. Namun itu segera mereda ketika ia muncul kembali pada upacara yang menandai selesainya pembangunan sebuah pabrik pupuk dengan senyum lebar.



Desas-desus serupa menyebar baru-baru ini karena Kim Jong-un tidak muncul di depan umum selama berminggu-minggu dan tampaknya telah kehilangan berat badan yang signifikan.

Kim terakhir terlihat pada 29 Juni lalu saat memimpin pertemuan politbiro Partai Buruh yang berkuasa di mana ia mencaci-maki pejabat yang menangani tindakan anti-epidemi karena mengabaikan tugas dan menyebabkan kasus penting yang menciptakan krisis besar dalam memastikan keamanan negara dan keselamatan rakyat.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1991 seconds (0.1#10.140)