Di Tengah Kesulitan, Pria Palestina Ini Rawat Hewan Korban Serangan Bom Israel
loading...
A
A
A
Dia mencoba mengubah situasi itu, tetapi eskalasi militer telah memberinya lebih banyak tantangan. Selama hari-hari pertempuran, baik dia maupun putranya tidak dapat mencapai tempat penampungan hewan. Pemboman itu membuat banyak hewan trauma dan 100 di antaranya melarikan diri dari tempat penampungan.
Baca: PBB: Israel Blak-blakan Langgar Hukum Internasional, Setop Permukiman
"Itu adalah saat yang mengerikan. Ayah saya, saudara laki-laki dan saya banyak berpikir tentang anjing dan kucing dan bagaimana mereka akan menghadapi serangan udara," kata al-Err, putra tertua el-Err.
"Begitu gencatan senjata yang ditengahi Mesir diumumkan di Gaza, kami bergegas ke tempat penampungan, hanya untuk menemukan beberapa dari mereka telah meninggalkan tempat itu, sementara yang lain terjebak di tempat kecil yang saling melindungi dari kematian," sambungnya.
Dengan bantuan sejumlah relawan, tim berhasil menemukan 60 ekor hewan liar. Beberapa terluka parah, sementara beberapa mengalami perubahan perilaku yang drastis. El-Err dan anak-anaknya juga bekerja sama dengan 10 dokter hewan di daerah pesisir.
"Kami menemukan bahwa beberapa dari mereka menderita isolasi dan introversi, beberapa menderita ketakutan yang ekstrem, dan beberapa menjadi lebih ganas dan bermusuhan, bahkan terhadap pemiliknya," kata Ramzy Lubbad, seorang dokter hewan yang berbasis di Gaza.
"Hewan di Gaza perlu mendapatkan perawatan secara fisik dan psikologis, karena mereka menderita seperti halnya manusia," sambungnya.
Hal ini menempatkan el-Err di bawah tekanan saat ia berusaha membantu lebih banyak hewan, tetapi sumber dananya terbatas. "Beberapa orang memberi kami makanan untuk hewan, sementara yang lain memberi kami obat-obatan dasar," ucapnya.
"Misi kami tidak mudah di tengah tantangan saat ini. Saya merasa berenang melawan arus. Tapi saya yakin saya akan mencapai impian saya untuk menciptakan rumah terbesar bagi semua hewan liar," tukasnya.
Baca: PBB: Israel Blak-blakan Langgar Hukum Internasional, Setop Permukiman
"Itu adalah saat yang mengerikan. Ayah saya, saudara laki-laki dan saya banyak berpikir tentang anjing dan kucing dan bagaimana mereka akan menghadapi serangan udara," kata al-Err, putra tertua el-Err.
"Begitu gencatan senjata yang ditengahi Mesir diumumkan di Gaza, kami bergegas ke tempat penampungan, hanya untuk menemukan beberapa dari mereka telah meninggalkan tempat itu, sementara yang lain terjebak di tempat kecil yang saling melindungi dari kematian," sambungnya.
Dengan bantuan sejumlah relawan, tim berhasil menemukan 60 ekor hewan liar. Beberapa terluka parah, sementara beberapa mengalami perubahan perilaku yang drastis. El-Err dan anak-anaknya juga bekerja sama dengan 10 dokter hewan di daerah pesisir.
"Kami menemukan bahwa beberapa dari mereka menderita isolasi dan introversi, beberapa menderita ketakutan yang ekstrem, dan beberapa menjadi lebih ganas dan bermusuhan, bahkan terhadap pemiliknya," kata Ramzy Lubbad, seorang dokter hewan yang berbasis di Gaza.
"Hewan di Gaza perlu mendapatkan perawatan secara fisik dan psikologis, karena mereka menderita seperti halnya manusia," sambungnya.
Hal ini menempatkan el-Err di bawah tekanan saat ia berusaha membantu lebih banyak hewan, tetapi sumber dananya terbatas. "Beberapa orang memberi kami makanan untuk hewan, sementara yang lain memberi kami obat-obatan dasar," ucapnya.
"Misi kami tidak mudah di tengah tantangan saat ini. Saya merasa berenang melawan arus. Tapi saya yakin saya akan mencapai impian saya untuk menciptakan rumah terbesar bagi semua hewan liar," tukasnya.