Massa Sayap Kanan Israel ke Warga Palestina: 'Malam Ini Kami Bukan Yahudi, Kami Nazi'
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Massa supremasi sayap kanan Israel berbagi pose selfie dengan senjata dan pesan mengerikan yang ditujukan kepada para warga Palestina di Israel . Pesan-pesan kebencian itu salah satunya menyatakan bahwa mereka bertindak sebagai Nazi.
"Malam ini kami bukan orang Yahudi, kami adalah Nazi," bunyi salah satu pesan kelompok tersebut yang ramai beredar sebagai respons atas tindakan keras pasukan Zionis Israel terhadap para warga Palestina yang protes atas serangan 11 hari di Gaza bulan lalu.
Pesan-pesan kebencian itu diulas Amnesty International dalam laporan terbaru mereka kemarin yang dilansir TRT World, Jumat (25/6/2021).
Tindakan keras brutal pasukan Zionis Israel itu sebagai tindak lanjut atas aksi solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh warga Palestina di Israel, yang melakukan mogok umum sebagai protes atas serangan 11 hari Zionis terhadap Jalur Gaza bulan lalu.
Serangan 11 hari itu menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Laporan Amnesty International menyelidiki perilaku polisi Israel selama tindakan keras Mei dan Juni terhadap warga Palestina di negara Yahudi tersebut. Ditemukan bahwa katalog pelanggaran dilakukan oleh pejabat keamanan terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki, termasuk penggunaan kekuatan yang melanggar hukum terhadap pengunjuk rasa damai, penangkapan massal dan membuat tahanan disiksa dan perlakuan buruk lainnya.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) itu memverifikasi 45 video dan media digital lainnya untuk mendokumentasikan lebih dari 20 kasus pelanggaran polisi Israel antara 9 Mei dan 12 Juni. Ratusan warga Palestina terluka dalam tindakan keras itu dan seorang anak laki-laki berusia 17 tahun ditembak mati.
Menyoroti kebrutalan polisi yang sistematis, temuan ini sama memberatkannya dengan kekhawatiran yang mendalam. Tindakan polisi Israel tidak hanya represif, tetapi juga diskriminatif, menargetkan warga Palestina secara tidak proporsional.
Laporan Amnesty International menemukan bahwa pejabat Israel gagal melindungi warga Palestina di Israel dari serangan terencana oleh kelompok supremasi Yahudi bersenjata, bahkan ketika rencana tersebut dipublikasikan sebelumnya dan polisi mengetahui atau seharusnya mengetahuinya.
"Malam ini kami bukan orang Yahudi, kami adalah Nazi," bunyi salah satu pesan kelompok tersebut yang ramai beredar sebagai respons atas tindakan keras pasukan Zionis Israel terhadap para warga Palestina yang protes atas serangan 11 hari di Gaza bulan lalu.
Pesan-pesan kebencian itu diulas Amnesty International dalam laporan terbaru mereka kemarin yang dilansir TRT World, Jumat (25/6/2021).
Tindakan keras brutal pasukan Zionis Israel itu sebagai tindak lanjut atas aksi solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh warga Palestina di Israel, yang melakukan mogok umum sebagai protes atas serangan 11 hari Zionis terhadap Jalur Gaza bulan lalu.
Serangan 11 hari itu menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Laporan Amnesty International menyelidiki perilaku polisi Israel selama tindakan keras Mei dan Juni terhadap warga Palestina di negara Yahudi tersebut. Ditemukan bahwa katalog pelanggaran dilakukan oleh pejabat keamanan terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki, termasuk penggunaan kekuatan yang melanggar hukum terhadap pengunjuk rasa damai, penangkapan massal dan membuat tahanan disiksa dan perlakuan buruk lainnya.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) itu memverifikasi 45 video dan media digital lainnya untuk mendokumentasikan lebih dari 20 kasus pelanggaran polisi Israel antara 9 Mei dan 12 Juni. Ratusan warga Palestina terluka dalam tindakan keras itu dan seorang anak laki-laki berusia 17 tahun ditembak mati.
Menyoroti kebrutalan polisi yang sistematis, temuan ini sama memberatkannya dengan kekhawatiran yang mendalam. Tindakan polisi Israel tidak hanya represif, tetapi juga diskriminatif, menargetkan warga Palestina secara tidak proporsional.
Laporan Amnesty International menemukan bahwa pejabat Israel gagal melindungi warga Palestina di Israel dari serangan terencana oleh kelompok supremasi Yahudi bersenjata, bahkan ketika rencana tersebut dipublikasikan sebelumnya dan polisi mengetahui atau seharusnya mengetahuinya.