Korut Dilaporkan Eksekusi 10 Warganya karena Menelepon Dunia Luar dengan Ponsel China
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara (Korut) dilaporkan telah mengeksekusi 10 warganya. Alasannya, mereka diam-diam menggunakan ponsel China untuk menelepon dunia luar.
Laporan tersebut diterbitkan Daily NK Japan pada Rabu (23/6/2021), yang mengutip sumber di Provinsi Ryanggang yang berbatasan dengan China.
Diktator Kim Jong-un telah melancarkan tindakan keras terhadap warga Korea Utara yang menggunakan jaringan ponsel China untuk tetap berhubungan dengan pembelot, mendapatkan transfer uang, dan mengakses informasi luar di luar kendali rezimnya.
Laporan media tersebut mengatakan sekitar 150 warga Korea Utara ditangkap setelah Partai Buruh Korea yang berkuasa dan polisi rahasia meluncurkan tindakan keras baru yang melibatkan pengawasan rahasia pada bulan Maret.
Sumber di Provinsi Ryanggang mengatakan penggerebekan terus berlanjut dan beberapa pelaku dieksekusi di depan umum sebagai pencegah yang mengerikan.
Penangkapan terjadi selama penyelidikan penyelundupan orang dan barang melintasi perbatasan, perantara pengiriman uang yang mengatur panggilan telepon dan pengiriman uang, dan mereka yang memiliki hubungan dengan pembelot di Korea Selatan.
Warga Korea Utara mengandalkan ponsel selundupan dan kartu SIM untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman, serta mendapatkan bantuan dari dunia luar.
Sumber lain mengatakan kepada media tersebut bahwa jumlah orang yang ditahan telah "melonjak" sejak akhir Mei, karena negara itu berjuang dengan kekurangan pangan yang memburuk dan melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Diperkirakan 150 orang ditangkap di empat provinsi yang berbatasan dengan China hanya dalam waktu tiga minggu.
Pejabat keamanan negara bertugas mendeteksi sinyal telepon, perangkat penyadapan, dan menangkap pengguna jaringan telepon seluler ilegal.
Menurut laporan tersebut, banyak yang ditangkap karena kejahatan itu dikirim ke pusat-pusat indoktrinasi politik yang penuh sesak sebagai hukuman.
"Pusat penahanan penuh dengan orang-orang seperti kandang kelinci. Orang-orang duduk di sebelah toilet," kata salah seorang sumber. "Kunjungan keluarga ditolak dan para tahanan kehilangan harapan."
Tapi, kata sumber itu, ada 10 orang—lima di Taehongdan County di Ryanggang dan lima di provinsi Hamgyong Utara—dieksekusi di depan umum.
Diperkirakan sekitar 20 orang lainnya yang diadili di depan umum terhindar dari hukuman mati.
Laporan itu mengatakan tindakan keras itu diperkirakan akan berlanjut selama berbulan-bulan, karena tembok beton tinggi dan kabel tegangan tinggi dibangun dalam upaya untuk membentengi perbatasan.
Pemerintah Kim Jong-un belum mengonfirmasi laporan tentang eksekusi 10 warga pengguna ponsel. Negara itu sangat jarang mengonfirmasi pelaksanaan eksekusi kecuali untuk terpidana kasus kejahatan berat seperti korupsi dan makar.
Pada tahun 2014, Korea Utara mengeksekusi seorang pria berusia 49 tahun yang tertangkap membuat panggilan telepon ke anggota keluarga di Korea Selatan dari lokasi dekat perbatasan dengan China.
Dia ditangkap oleh agen Korea Utara menggunakan detektor sinyal, dan seluruh keluarganya dipenjara setelah dia mengaku diam-diam menerima uang dari keluarga di Korea Selatan dan membantu dan bersekongkol untuk pembelotan.
Seorang sumber mengatakan pada saat itu: “Pada awal tahun ini mereka mengubah Undang-Undang Hukum Pidana. Kemudian, di Hyesan seseorang dieksekusi sebagai contoh bagi yang lainnya."
"Dia telah menelepon keluarganya di Chosun Selatan. Dia mungkin tidak punya waktu untuk membongkar telepon dan menyembunyikannya sebelum agen SSD (Departemen Keamanan Negara) datang ke rumahnya," ujarnya.
"Siapa pun yang menggunakan ponsel untuk menelepon 'ke arah sana' atau 'ke arah lain' [Korea Selatan atau China] takut."
Laporan tersebut diterbitkan Daily NK Japan pada Rabu (23/6/2021), yang mengutip sumber di Provinsi Ryanggang yang berbatasan dengan China.
Diktator Kim Jong-un telah melancarkan tindakan keras terhadap warga Korea Utara yang menggunakan jaringan ponsel China untuk tetap berhubungan dengan pembelot, mendapatkan transfer uang, dan mengakses informasi luar di luar kendali rezimnya.
Laporan media tersebut mengatakan sekitar 150 warga Korea Utara ditangkap setelah Partai Buruh Korea yang berkuasa dan polisi rahasia meluncurkan tindakan keras baru yang melibatkan pengawasan rahasia pada bulan Maret.
Sumber di Provinsi Ryanggang mengatakan penggerebekan terus berlanjut dan beberapa pelaku dieksekusi di depan umum sebagai pencegah yang mengerikan.
Penangkapan terjadi selama penyelidikan penyelundupan orang dan barang melintasi perbatasan, perantara pengiriman uang yang mengatur panggilan telepon dan pengiriman uang, dan mereka yang memiliki hubungan dengan pembelot di Korea Selatan.
Warga Korea Utara mengandalkan ponsel selundupan dan kartu SIM untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman, serta mendapatkan bantuan dari dunia luar.
Sumber lain mengatakan kepada media tersebut bahwa jumlah orang yang ditahan telah "melonjak" sejak akhir Mei, karena negara itu berjuang dengan kekurangan pangan yang memburuk dan melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Diperkirakan 150 orang ditangkap di empat provinsi yang berbatasan dengan China hanya dalam waktu tiga minggu.
Pejabat keamanan negara bertugas mendeteksi sinyal telepon, perangkat penyadapan, dan menangkap pengguna jaringan telepon seluler ilegal.
Menurut laporan tersebut, banyak yang ditangkap karena kejahatan itu dikirim ke pusat-pusat indoktrinasi politik yang penuh sesak sebagai hukuman.
"Pusat penahanan penuh dengan orang-orang seperti kandang kelinci. Orang-orang duduk di sebelah toilet," kata salah seorang sumber. "Kunjungan keluarga ditolak dan para tahanan kehilangan harapan."
Tapi, kata sumber itu, ada 10 orang—lima di Taehongdan County di Ryanggang dan lima di provinsi Hamgyong Utara—dieksekusi di depan umum.
Diperkirakan sekitar 20 orang lainnya yang diadili di depan umum terhindar dari hukuman mati.
Laporan itu mengatakan tindakan keras itu diperkirakan akan berlanjut selama berbulan-bulan, karena tembok beton tinggi dan kabel tegangan tinggi dibangun dalam upaya untuk membentengi perbatasan.
Pemerintah Kim Jong-un belum mengonfirmasi laporan tentang eksekusi 10 warga pengguna ponsel. Negara itu sangat jarang mengonfirmasi pelaksanaan eksekusi kecuali untuk terpidana kasus kejahatan berat seperti korupsi dan makar.
Pada tahun 2014, Korea Utara mengeksekusi seorang pria berusia 49 tahun yang tertangkap membuat panggilan telepon ke anggota keluarga di Korea Selatan dari lokasi dekat perbatasan dengan China.
Dia ditangkap oleh agen Korea Utara menggunakan detektor sinyal, dan seluruh keluarganya dipenjara setelah dia mengaku diam-diam menerima uang dari keluarga di Korea Selatan dan membantu dan bersekongkol untuk pembelotan.
Seorang sumber mengatakan pada saat itu: “Pada awal tahun ini mereka mengubah Undang-Undang Hukum Pidana. Kemudian, di Hyesan seseorang dieksekusi sebagai contoh bagi yang lainnya."
"Dia telah menelepon keluarganya di Chosun Selatan. Dia mungkin tidak punya waktu untuk membongkar telepon dan menyembunyikannya sebelum agen SSD (Departemen Keamanan Negara) datang ke rumahnya," ujarnya.
"Siapa pun yang menggunakan ponsel untuk menelepon 'ke arah sana' atau 'ke arah lain' [Korea Selatan atau China] takut."
(min)