Acara LGBT Gambarkan Yesus Wanita Transgender Picu Kemarahan Umat Kristen
loading...
A
A
A
LONDON - Sebuah acara virtual bertemakan Kebanggaan (Pride) yang ditujukan bagi kaum LGBTQ memicu aksi protes dari kelompok dan umat Kristen . Pasalnya, drama yang ditampilkan dalam acara itu menampilkan Yesus Kristus sebagai seorang wanita transgender .
Pertunjukan drama tunggal dramawan transgender yang berbasis di Edinburgh, Jo Clifford, berjudul The Gospel According to Jesus, Queen of Heaven, menuai kecaman kelompok dan umat Kristen di Inggris. Mereka melabeli pementasan drama itu sangat menyedihkan dan ofensif.
Dalam pertunjukkan itu, Clifford menampilkan Yesus sebagai wanita transgender di masa sekarang. Para kritikus memuji produksi panggung karena membayangkan kembali dunia yang lebih toleran melalui penggambaran pesan cinta Kristiani.
Meskipun telah menarik ulasan positif, The Gospel According to Jesus, Queen of Heaven telah lama menimbulkan kemarahan dari kelompok-kelompok Kristen.
The Christian Institute, sebuah badan amal Kristen non-denominasi yang mengadvokasi kemajuan dan promosi agama Kristen di Inggris, merilis sebuah pernyataan yang mencela Education Institute of Scotland (EIS), sebagai pihak penyelenggara, karena menampilkan Clifford dalam acaranya.
"Drama ini dengan sengaja membayangkan kembali Yesus sebagai seorang wanita transgender dan memasukkan kata-kata ke dalam mulutnya yang tidak pernah dia katakan, salah mengartikannya," kata petugas pendidikan The Christian Institute, John Denning.
"Itu sangat menyedihkan dan menyinggung banyak orang Kristen yang menghargai dia dan ajarannya di atas segalanya," imbuhnya.
"Sulit untuk melihat bagaimana serikat guru membenarkan penggunaan langganan yang dibayar oleh anggotanya, banyak dari mereka sendiri adalah orang Kristen, untuk mempromosikan permainan ini," tegasnya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (12/6/2021).
Dalam pernyataannya, The Christian Institute juga menyebut Clifford — seorang wanita transgender — sebagai pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai wanita.
Pementasan itu juga telah menyebabkan protes di luar bioskop dan, menurut Clifford, serangan gencar pelecehan transphobic dan ancaman kematian. Uskup Agung Glasgow Philip Tartaglia bereaksi terhadap drama itu dengan menyatakan sulit membayangkan penghinaan yang lebih besar terhadap iman Kristen.
Pertunjukan drama tunggal dramawan transgender yang berbasis di Edinburgh, Jo Clifford, berjudul The Gospel According to Jesus, Queen of Heaven, menuai kecaman kelompok dan umat Kristen di Inggris. Mereka melabeli pementasan drama itu sangat menyedihkan dan ofensif.
Dalam pertunjukkan itu, Clifford menampilkan Yesus sebagai wanita transgender di masa sekarang. Para kritikus memuji produksi panggung karena membayangkan kembali dunia yang lebih toleran melalui penggambaran pesan cinta Kristiani.
Meskipun telah menarik ulasan positif, The Gospel According to Jesus, Queen of Heaven telah lama menimbulkan kemarahan dari kelompok-kelompok Kristen.
The Christian Institute, sebuah badan amal Kristen non-denominasi yang mengadvokasi kemajuan dan promosi agama Kristen di Inggris, merilis sebuah pernyataan yang mencela Education Institute of Scotland (EIS), sebagai pihak penyelenggara, karena menampilkan Clifford dalam acaranya.
"Drama ini dengan sengaja membayangkan kembali Yesus sebagai seorang wanita transgender dan memasukkan kata-kata ke dalam mulutnya yang tidak pernah dia katakan, salah mengartikannya," kata petugas pendidikan The Christian Institute, John Denning.
"Itu sangat menyedihkan dan menyinggung banyak orang Kristen yang menghargai dia dan ajarannya di atas segalanya," imbuhnya.
"Sulit untuk melihat bagaimana serikat guru membenarkan penggunaan langganan yang dibayar oleh anggotanya, banyak dari mereka sendiri adalah orang Kristen, untuk mempromosikan permainan ini," tegasnya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (12/6/2021).
Dalam pernyataannya, The Christian Institute juga menyebut Clifford — seorang wanita transgender — sebagai pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai wanita.
Pementasan itu juga telah menyebabkan protes di luar bioskop dan, menurut Clifford, serangan gencar pelecehan transphobic dan ancaman kematian. Uskup Agung Glasgow Philip Tartaglia bereaksi terhadap drama itu dengan menyatakan sulit membayangkan penghinaan yang lebih besar terhadap iman Kristen.
(ian)