Tabrakan Kereta Pakistan Tewaskan 43 Orang: 'Semuanya Kacau Balau...'
loading...
A
A
A
Kereta api Sir Syed Express, pada jam-jam terakhir dari perjalanan panjang yang serupa dalam arah yang berlawanan dari Rawalpindi, menabrak kereta yang tergelincir dengan kecepatan tinggi, membelah gerbong logam seperti pembuka kaleng.
Data terkini menyebutkan 43 orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka—kebanyakan dari mereka berasal dari kereta api Millat Express.
"Kami jatuh satu sama lain, tapi itu tidak terlalu fatal," kata penumpang Millat Express, Akhtar Rajput, kepada AFP.
“Kemudian kereta lain menabrak kami entah dari mana, dan itu menghantam kami lebih keras. Ketika saya sadar kembali, saya melihat penumpang tergeletak di sekitar saya, beberapa berusaha keluar," ujarnya.
"Saya bingung dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada kami ketika kereta lain menabrak," ujar Shahid, penumpang lainnya, kepada AFP.
Masinis kereta api Sir Sayed Express, Iftikhar Thaheem, mengatakan dia hanya melihat lampu hijau saat keretanya melaju di sepanjang trek.
“Tetapi ketika saya melewati sinyal dan mempercepat, saya melihat beberapa orang memberi isyarat kepada saya (untuk berhenti),” kata Thaheem kepada media lokal.
"Saya menarik rem darurat, tapi sudah terlambat," katanya, yang kepalanya dibalut perban dan seragamnya berlumuran darah.
Petani lokal dan penduduk desa bergegas ke tempat kejadian dan pada Senin malam masih membantu memindahkan puing-puing gerbong kereta, ketika tentara dan insinyur sipil memimpin upaya massal untuk membersihkan dan memperbaiki rel.
Data terkini menyebutkan 43 orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka—kebanyakan dari mereka berasal dari kereta api Millat Express.
"Kami jatuh satu sama lain, tapi itu tidak terlalu fatal," kata penumpang Millat Express, Akhtar Rajput, kepada AFP.
“Kemudian kereta lain menabrak kami entah dari mana, dan itu menghantam kami lebih keras. Ketika saya sadar kembali, saya melihat penumpang tergeletak di sekitar saya, beberapa berusaha keluar," ujarnya.
"Saya bingung dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada kami ketika kereta lain menabrak," ujar Shahid, penumpang lainnya, kepada AFP.
Masinis kereta api Sir Sayed Express, Iftikhar Thaheem, mengatakan dia hanya melihat lampu hijau saat keretanya melaju di sepanjang trek.
“Tetapi ketika saya melewati sinyal dan mempercepat, saya melihat beberapa orang memberi isyarat kepada saya (untuk berhenti),” kata Thaheem kepada media lokal.
"Saya menarik rem darurat, tapi sudah terlambat," katanya, yang kepalanya dibalut perban dan seragamnya berlumuran darah.
Petani lokal dan penduduk desa bergegas ke tempat kejadian dan pada Senin malam masih membantu memindahkan puing-puing gerbong kereta, ketika tentara dan insinyur sipil memimpin upaya massal untuk membersihkan dan memperbaiki rel.