Jepang Salurkan Bantuan Hibah Darurat Rp143 Miliar ke Jalur Gaza
loading...
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang memutuskan untuk memperpanjang Bantuan Hibah Darurat sebesar USD10 juta atau sekitar Rp143 miliar ke Jalur Gaza , Jumat (4/6/2021). Sebagaimana diketahui, bentrokan baru-baru ini antara Israel dan kelompok militan Palestina telah menyebabkan kerusakan besar.
"(Bantuan) ini akan memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi seperti penyediaan makanan, pemindahan puing-puing, air dan sanitasi, serta perawatan medis dan kesehatan termasuk tindakan melawan COVID-19," kata Kementerian Luar Negeri Jepang di situsnya yang dipantau Sindonews.
Bantuan ini nantinya akan disalurkan melalui Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) sebesar USD5,3 juta, Program Pembangunan PBB (UNDP) senilai USD2,8 juta, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) USD1,7 juta, dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) USD0,2 juta.
"Jepang akan terus memainkan peran aktif, termasuk dalam memberikan bantuan mendesak dan mendukung upaya rekonstruksi di Jalur Gaza, serta melanjutkan langkah-langkah membangun kepercayaan di antara pihak-pihak terkait menuju solusi dua negara terkait Proses Perdamaian Timur Tengah," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya kebutuhan kesehatan yang mendesak di Gaza setelah konflik bulan lalu antara Israel dan Hamas. WHO menyebut, ratusan ribu warga Gaza membutuhkan perawatan kesehatan segera setelah perang 11 hari.
“WHO meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan di seluruh Wilayah Palestina yang diduduki (OPT), yang termasuk Tepi Barat," kata kantor regional Mediterania Timur WHO dalam sebuah pernyataan.
Perang, yang dihentikan oleh gencatan senjata pada 21 Mei, dipicu oleh protes dan bentrokan selama berminggu-minggu di Yerusalem atas pemolisian Israel atas situs suci dan upaya kelompok pemukim Yahudi Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.
Pertempuran pecah pada 10 Mei ketika Hamas meluncurkan rentetan roket ke Yerusalem.
Kelompok tersebut dan sekutunya, Jihad Islam Palestina (PIJ), telah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke kota-kota Israel selama pertempuran dengan 3.000 lebih menyeberang ke negara Yahudi tersebut.
Sedangkan pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sekitar 1.000 sasaran di Gaza. Lebih dari 250 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga Palestina yang tinggal di Gaza yang dikuasai Hamas, dan sebagian wilayah mengalami kerusakan parah.
Di Israel, 13 orang tewas termasuk seorang tentara militer.
"(Bantuan) ini akan memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi seperti penyediaan makanan, pemindahan puing-puing, air dan sanitasi, serta perawatan medis dan kesehatan termasuk tindakan melawan COVID-19," kata Kementerian Luar Negeri Jepang di situsnya yang dipantau Sindonews.
Bantuan ini nantinya akan disalurkan melalui Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) sebesar USD5,3 juta, Program Pembangunan PBB (UNDP) senilai USD2,8 juta, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) USD1,7 juta, dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) USD0,2 juta.
"Jepang akan terus memainkan peran aktif, termasuk dalam memberikan bantuan mendesak dan mendukung upaya rekonstruksi di Jalur Gaza, serta melanjutkan langkah-langkah membangun kepercayaan di antara pihak-pihak terkait menuju solusi dua negara terkait Proses Perdamaian Timur Tengah," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya kebutuhan kesehatan yang mendesak di Gaza setelah konflik bulan lalu antara Israel dan Hamas. WHO menyebut, ratusan ribu warga Gaza membutuhkan perawatan kesehatan segera setelah perang 11 hari.
“WHO meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan di seluruh Wilayah Palestina yang diduduki (OPT), yang termasuk Tepi Barat," kata kantor regional Mediterania Timur WHO dalam sebuah pernyataan.
Perang, yang dihentikan oleh gencatan senjata pada 21 Mei, dipicu oleh protes dan bentrokan selama berminggu-minggu di Yerusalem atas pemolisian Israel atas situs suci dan upaya kelompok pemukim Yahudi Israel untuk mengusir keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.
Pertempuran pecah pada 10 Mei ketika Hamas meluncurkan rentetan roket ke Yerusalem.
Kelompok tersebut dan sekutunya, Jihad Islam Palestina (PIJ), telah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke kota-kota Israel selama pertempuran dengan 3.000 lebih menyeberang ke negara Yahudi tersebut.
Sedangkan pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sekitar 1.000 sasaran di Gaza. Lebih dari 250 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga Palestina yang tinggal di Gaza yang dikuasai Hamas, dan sebagian wilayah mengalami kerusakan parah.
Di Israel, 13 orang tewas termasuk seorang tentara militer.
(ian)