WHO: 200 Ribu Warga Gaza Butuh Bantuan Kesehatan Pasca Perang 11 Hari

Kamis, 03 Juni 2021 - 15:38 WIB
loading...
WHO: 200 Ribu Warga Gaza Butuh Bantuan Kesehatan Pasca Perang 11 Hari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya kebutuhan kesehatan yang mendesak di Gaza setelah konflik bulan lalu antara Israel dan Hamas. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan adanya kebutuhan kesehatan yang mendesak di Gaza setelah konflik bulan lalu antara Israel dan Hamas. WHO menyebut, ratusan ribu warga Gaza membutuhkan perawatan kesehatan segera setelah perang 11 hari.

“WHO meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan di seluruh Wilayah Palestina yang diduduki (OPT), yang termasuk Tepi Barat," kata kantor regional Mediterania Timur WHO dalam sebuah pernyataan.

“Situasinya bergejolak. WHO tetap prihatin dan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pasokan, dan staf penting yang terkait dengan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza, dan rujukan pasien keluar dari Gaza kapan pun diperlukan," sambungnya.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (3/6/2021), WHO menuturkan lebih dari 77 ribu orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak dalam perang terbaru.

Direktur WHO untuk Mediterania Timur, Rik Peeperkorn menuturkan bahwa kehidupan warga Palestina, khusus di Gaza, benar-benar memburuk pasca perang 11 hari. Warga Palestina, jelasnya, benar-benar membutuhkan bantuan kesehatan sesegera mungkin.

“Kehidupan warga Palestina memburuk; banyak orang yang terkena dampak konflik sangat membutuhkan bantuan dan menghadapi ancaman kesehatan lainnya seperti Covid-19,” kata Peeperkorn.

Menurut data WHO pada 31 Mei, 337.191 kasus Covid-19dan 3.765 kematian telah dilaporkan di OPT, dengan kasus positif meningkat di Gaza dalam beberapa pekan terakhir.

Peeperkorn menuturkan, bulan lalu pihaknya meluncurkan permohonan sebesarUSD 7 juta untuk membantu menopang operasi kesehatannya di Wilayah Palestina, tetapi hanya menerima USD 2,3 juta.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1896 seconds (0.1#10.140)