Festival Indonesia Pertama di Scotts Head Australia Mempesona Warga Lokal
loading...
A
A
A
Sekolah ini sejak 12 tahun lalu telah mengajarkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, dan bahkan telah meningkatkan statusnya sebagai bilingual school yaitu Inggris (bahasa ibu) dan Indonesia.
Ajang budaya besar ini juga didukung Mackville High School, Stuart's Point PS, dan Eungai Pree School yang masing-masing mengajarkan Bahasa Indonesia.
Dengan didukung para tenaga pengajar baik penutur asli maupun guru berkewarganegaraan Australia, para murid diperkenalkan tentang Indonesia secara utuh sejak dini.
Tidak hanya belajar berbicara Bahasa, anak-anak juga belajar seni, budaya tradisional hingga musik pop terkini dari Indonesia dengan metode inovatif.
Panggung utama festival yang digelar di Scotts Head Reserve Park bertempat di tepi pantai secara maraton dari pukul 10 pagi hingga 3 sore menampilkan aneka performance yang didukung lebih dari 120 penampil yang terdiri dari pelajar dan relawan warga Australia.
Tampilan seni budaya tradisional tersebut antara lain Tari Saman-Aceh, tari piring-Sumbar, Jaipong-abar, Wayang kulit-Jateng, Tari Topeng-Bali, fashion show berbagai pakaian adat menyedot perhatian seluruh pengunjung, dan ditutup dengan tampilan band kolaborasi Indonesia-Australia yang berhasil menghipnotis para penonton.
Secara spontan sebagian pengunjung (dari total mencapai 800 orang) turut berjoget mengikuti alunan irama musik hingga akhir.
Di samping itu, stan pameran dipenuhi dengan aneka ragam kuliner Indonesia yang sangat digemari antara lain bakso, sate, kari ayam, soto, dan penganan ringan lainnya.
Tampak sejumlah antrean mengular sebagai tanda antusisme pengunjung akan masakan khas Indonesia, terutama sate ayam.
Tak kalah ramainya adalah stan pameran produk Indonesia yang sengaja didesain khusus oleh Atase Perdagangan dan Tim KBRI Canberra yang menampilkan produk ekspor Indonesia ke Australia, antara lain teh botol, kopi kapal api, sepatu Prabu, produk fashion, ekonomi kreatif, sambal, berbagai bumbu jadi Indonesia, dan produk kemasan lainnya.
Ajang budaya besar ini juga didukung Mackville High School, Stuart's Point PS, dan Eungai Pree School yang masing-masing mengajarkan Bahasa Indonesia.
Dengan didukung para tenaga pengajar baik penutur asli maupun guru berkewarganegaraan Australia, para murid diperkenalkan tentang Indonesia secara utuh sejak dini.
Tidak hanya belajar berbicara Bahasa, anak-anak juga belajar seni, budaya tradisional hingga musik pop terkini dari Indonesia dengan metode inovatif.
Panggung utama festival yang digelar di Scotts Head Reserve Park bertempat di tepi pantai secara maraton dari pukul 10 pagi hingga 3 sore menampilkan aneka performance yang didukung lebih dari 120 penampil yang terdiri dari pelajar dan relawan warga Australia.
Tampilan seni budaya tradisional tersebut antara lain Tari Saman-Aceh, tari piring-Sumbar, Jaipong-abar, Wayang kulit-Jateng, Tari Topeng-Bali, fashion show berbagai pakaian adat menyedot perhatian seluruh pengunjung, dan ditutup dengan tampilan band kolaborasi Indonesia-Australia yang berhasil menghipnotis para penonton.
Secara spontan sebagian pengunjung (dari total mencapai 800 orang) turut berjoget mengikuti alunan irama musik hingga akhir.
Di samping itu, stan pameran dipenuhi dengan aneka ragam kuliner Indonesia yang sangat digemari antara lain bakso, sate, kari ayam, soto, dan penganan ringan lainnya.
Tampak sejumlah antrean mengular sebagai tanda antusisme pengunjung akan masakan khas Indonesia, terutama sate ayam.
Tak kalah ramainya adalah stan pameran produk Indonesia yang sengaja didesain khusus oleh Atase Perdagangan dan Tim KBRI Canberra yang menampilkan produk ekspor Indonesia ke Australia, antara lain teh botol, kopi kapal api, sepatu Prabu, produk fashion, ekonomi kreatif, sambal, berbagai bumbu jadi Indonesia, dan produk kemasan lainnya.