Bak Sekutu Abadi, Ini Daftar Presiden AS yang Bela Israel dari Masa ke Masa
loading...
A
A
A
Donald Trump, Mei 2018
Mantan Presiden AS Donald Trump—seorang pembela setia Israel dan perdana menteri negara itu, Benjamin Netanyahu—menolak setiap upaya untuk mengkritik Israel atas pembunuhan puluhan pengunjuk rasa di Gaza pada Mei 2018.
Orang-orang Palestina berpartisipasi dalam unjuk rasa "Great March of Return" ketika pasukan Israel menembaki kerumunan demonstran tersebut. Kekerasan mematikan itu bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem, setelah pemerintahan Trump memindahkannya dari Tel Aviv, sebuah tindakan yang membuat marah warga Palestina.
“Tanggung jawab atas kematian tragis ini sepenuhnya berada pada Hamas. Hamas dengan sengaja dan sinis memprovokasi tanggapan ini, dan seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri, Israel memiliki hak untuk membela diri," kata wakil juru bicara Gedung Putih Raj Shah pada saat itu.
Barack Obama, Juli-Agustus 2014
Israel melakukan 10 hari pemboman udara di Jalur Gaza pada Juli 2014 sebelum melancarkan serangan darat ke wilayah tersebut. Pada 18 Juli, Presiden AS saat itu Barack Obama mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk hak Israel dalam mempertahankan diri.
Pembelaan Obama kala itu disampaikan dalam sebuah panggilan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Tidak ada negara yang boleh menerima roket yang ditembakkan ke perbatasannya, atau teroris yang menerobos masuk ke wilayahnya," kata Obama kala itu.
"Saya juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat, dan teman serta sekutu kami, sangat prihatin tentang risiko eskalasi lebih lanjut dan hilangnya nyawa yang lebih tidak bersalah," kata Obama.
Lebih dari 1.500 warga sipil Palestina, termasuk lebih dari 500 anak, tewas dalam operasi militer Israel di Gaza kala itu. Itu merupakan data PBB.
Mantan Presiden AS Donald Trump—seorang pembela setia Israel dan perdana menteri negara itu, Benjamin Netanyahu—menolak setiap upaya untuk mengkritik Israel atas pembunuhan puluhan pengunjuk rasa di Gaza pada Mei 2018.
Orang-orang Palestina berpartisipasi dalam unjuk rasa "Great March of Return" ketika pasukan Israel menembaki kerumunan demonstran tersebut. Kekerasan mematikan itu bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem, setelah pemerintahan Trump memindahkannya dari Tel Aviv, sebuah tindakan yang membuat marah warga Palestina.
“Tanggung jawab atas kematian tragis ini sepenuhnya berada pada Hamas. Hamas dengan sengaja dan sinis memprovokasi tanggapan ini, dan seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri, Israel memiliki hak untuk membela diri," kata wakil juru bicara Gedung Putih Raj Shah pada saat itu.
Barack Obama, Juli-Agustus 2014
Israel melakukan 10 hari pemboman udara di Jalur Gaza pada Juli 2014 sebelum melancarkan serangan darat ke wilayah tersebut. Pada 18 Juli, Presiden AS saat itu Barack Obama mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menegaskan kembali dukungan kuatnya untuk hak Israel dalam mempertahankan diri.
Pembelaan Obama kala itu disampaikan dalam sebuah panggilan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Tidak ada negara yang boleh menerima roket yang ditembakkan ke perbatasannya, atau teroris yang menerobos masuk ke wilayahnya," kata Obama kala itu.
"Saya juga menjelaskan bahwa Amerika Serikat, dan teman serta sekutu kami, sangat prihatin tentang risiko eskalasi lebih lanjut dan hilangnya nyawa yang lebih tidak bersalah," kata Obama.
Lebih dari 1.500 warga sipil Palestina, termasuk lebih dari 500 anak, tewas dalam operasi militer Israel di Gaza kala itu. Itu merupakan data PBB.