Bak Sekutu Abadi, Ini Daftar Presiden AS yang Bela Israel dari Masa ke Masa

Senin, 17 Mei 2021 - 14:40 WIB
loading...
A A A
Kunjungan yang menghasut oleh politisi Israel Ariel Sharon ke Masjid Al-Aqsa Yerusalem pada bulan September 2000 menyebabkan protes dan konfrontasi massal Palestina dengan pasukan keamanan Israel yang menewaskan tujuh orang Palestina. Intifada Kedua, juga dikenal sebagai Intifadah Al-Aqsa, diluncurkan.

Baik kelompok bersenjata Palestina—yang mulai melakukan pemboman bunuh diri—maupun Israel dituduh melakukan kejahatan perang dan pembunuhan warga sipil tanpa pandang bulu selama pemberontakan.
Israel melancarkan serangan udara dan serangan ke Gaza dan Tepi Barat. Setidaknya 3.000 warga Palestina dan 1.000 warga Israel tewas dalam pertempuran itu.

Presiden AS yang baru terpilih saat itu, George Walker Bush, tidak menyetujui operasi awal Israel, tetapi bersekutu erat dengan Sharon setelah serangan 11 September 2001 atau 9/11 dan selanjutnya "Perang Melawan Teror".

Aliansi itu dipandang memberi Israel tempat yang luas untuk tindakan militer, sementara secara tidak proporsional menyalahkan Palestina atas kekerasan apa pun. Bush juga mendukung penolakan Sharon untuk terlibat dengan Presiden Palestina Yasser Arafat.

Dalam pidatonya tahun 2002, Bush menjadi presiden AS pertama yang secara terbuka mendukung negara Palestina, tetapi ia mengatakan dukungan tersebut bergantung pada perombakan total kepemimpinan, institusi, dan pengaturan keamanan Palestina.

"Hari ini, otoritas Palestina mendorong, bukan menentang, terorisme," katanya. "Ini tidak bisa diterima. Dan Amerika Serikat tidak akan mendukung pembentukan negara Palestina sampai para pemimpinnya terlibat dalam perang berkelanjutan melawan teroris dan membongkar infrastruktur mereka."

Bill Clinton, 1996

Presiden AS Bill Clinton membela Israel setelah militernya melancarkan serangan ke kompleks PBB di Qana, di Lebanon selatan, tempat ratusan warga sipil berlindung pada April 1996. Serangan itu menewaskan lebih dari 100 warga sipil dan melukai ratusan lainnya.

Israel mengatakan serangan itu dilakukan karena kesalahan, tetapi sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB menyatakan; "Meskipun kemungkinan tidak dapat dikesampingkan sepenuhnya, pola dampak di daerah Qana membuat penembakan di kompleks PBB tidak mungkin terjadi dari hasil kesalahan teknis dan/atau prosedural."

Puluhan hari setelah pembantaian itu, dalam pidatonya di depan kelompok lobi pro-Israel, Komite Urusan Masyarakat Israel Amerika (AIPAC), Clinton mengatakan; "Anak-anak Lebanon di Qana terjebak di antara—jangan salah tentang itu—taktik yang disengaja dari Hizbullah dalam posisi dan penembakan serta salah tembak yang tragis dalam pelaksanaan sah Israel atas haknya untuk membela diri."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1687 seconds (0.1#10.140)