Taliban Rebut Distrik Utama di Luar Ibu Kota Afghanistan

Rabu, 12 Mei 2021 - 16:38 WIB
loading...
Taliban Rebut Distrik Utama di Luar Ibu Kota Afghanistan
Kelompok Taliban berhasil merebut sebuah distrik utama di luar Ibu Kota Afghanistan. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
KABUL - Kelompok Taliban telah merebut sebuah distrik dari pasukan pemerintah Afghanistan di pinggiran Kabul, jelang gencatan senjata tiga hari yang disepakati antara pihak yang bertikai.

Taliban berhasil merebut distrik Nerkh berjarak sekitar 40 kilometer dari Ibu Kota Afghanistan, Kabul, di provinsi tetangga Wardak. Wilayah ini telah lama digunakan oleh militan sebagai pintu gerbang untuk mencapai kota dan melancarkan serangan mematikan.

Kekerasan telah meningkat sejak 1 Mei ketika militer Amerika Serikat (AS) secara resmi mulai menarik pasukan terakhirnya yang tersisa, bahkan ketika upaya perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afghanistan terhenti.

"Pasukan keamanan dan pertahanan melakukan penarikan taktis dari markas polisi distrik Nerkh," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tareq Arian, seperti dikutip dari France24, Rabu (12/5/2021).

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan gerilyawan telah merebut daerah itu Selasa kemarin, menambahkan pejuangnya telah merebut markas polisi dan pangkalan militer.

Kementerian Pertahanan Afghanistan pada hari Rabu mengatakan akan melancarkan serangan untuk memenangkan kembali distrik itu, yang menampung lebih dari 60.000 orang.

"Bala bantuan komando sedang dalam perjalanan," kata Fawad Aman, juru bicara Kementerian Pertahanan.

Sebagian besar Wardak dan provinsi tetangga Logar telah dikendalikan atau diperebutkan selama bertahun-tahun oleh pejuang Taliban dan telah menjadi tempat strategis bagi para militan yang berharap untuk memasuki Kabul.

Jalan raya utama yang menghubungkan Kabul ke provinsi Kandahar selatan - bekas kubu Taliban dan tempat pertempuran intensif dalam beberapa pekan terakhir - melintasi distrik itu.

Pejuang Taliban semakin mengepung pusat kota utama Afghanistan, memicu spekulasi bahwa militan sedang menunggu Amerika untuk mundur sebelum melancarkan serangan habis-habisan di kota-kota negara itu.

Penguasaan Nerkh terjadi setelah Taliban dan pemerintah Afghanistan setuju untuk melaksanakan gencatan senjata tiga hari untuk menandai liburan Idul Fitri yang dimulai pada hari Kamis.



Gencatan senjata di masa lalu telah diadakan secara luas dalam apa yang sebagian besar dianggap sebagai latihan oleh kepemimpinan Taliban untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kendali yang kuat atas berbagai faksi di seluruh negeri yang membentuk gerakan jihadis.

Kekerasan telah meningkat di seluruh provinsi, terutama di selatan, sejak AS melewatkan tenggat waktu 1 Mei yang disepakati dengan Taliban untuk menarik pasukannya yang terakhir.

"Militer AS sejauh ini telah menyelesaikan antara enam dan 12 persen dari penarikan terakhirnya," kata Pentagon.



Meskipun Taliban telah menghindari keterlibatan pasukan Amerika, serangan terhadap pemerintah dan sasaran sipil belum berhenti.

Ribuan penduduk di Helmand mengungsi karena bentrokan, yang membuat militer AS dipanggil untuk membela pasukan Afghanistan.

Dalam kekerasan terbaru yang mengguncang Kabul, lebih dari 50 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka di distrik barat Ibu Kota ketika tiga bom meledak di luar sekolah perempuan pada hari Sabtu.

Itu adalah serangan paling mematikan dalam lebih dari setahun dan terjadi saat penduduk berbelanja menjelang Idul Fitri.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1269 seconds (0.1#10.140)