Para Biarawati Ini Diadili atas Pelecehan Seks Anak-anak Tunarungu
loading...
A
A
A
BUENOS AIRES - Dua biarawati dan tujuh karyawan wanita lainnya dari sebuah lembaga pendikan untuk anak-anak tuna rungu di Argentina diadili. Mereka terlibat dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak di lembaga tersebut.
Kasus ini mengejutkan karena terjadi di Argentina, negara asal Paus Fransiskus yang berkuasa atas takhta suci Vatikan saat ini.
Para terdaka lain dalam kasus ini telah dihukum masing-masing lebih dari 40 tahun penjara pada sidang November 2019. Saat itu, mereka dinyatakan bersalah atas pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan, terhadap sekitar 20 anak di bawah umur.
Sidang hari Senin (3/5/2021) waktu Buenos Aires adalah sidang kedua dalam kasus kejahatan yang dilakukan antara 2004 hingga 2016 di Provolo Institute di Mendoza, sekitar 1.000 kilometer sebelah barat Buenos Aires.
Para korban berusia antara empat hingga 17 tahun pada saat kejahatan itu terjadi.
Beberapa staf di sekolah tersebut ditahan setelah tuduhan pelecehan seks pertama kali muncul pada tahun 2016, dan institut tersebut ditutup.
Yang pertama diadili dalam kasus ini adalah pendeta Argentina, Horacio Corbacho, di mana dia dijatuhi hukuman 45 tahun penjara, selanjutnya Nicola Corradi dari Italia, yang dihukum penjara 42 tahun.
Tukang kebun sekolah, Armando Gomez, dihukum penjara selama 18 tahun karena pelecehan seksual, dan mantan putra altar yang sekarang berusia 50-an tahun dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara setelah mengaku bersalah atas pelecehan seksual terhadap lima anak.
Terdakwa utama dalam sidang hari Senin adalah biarawati Jepang Kumiko Kosaka, 46, yang dituduh melakukan pelecehan seksual yang diperburuk dan menutupi kejahatan tersebut.
Biarawati lainnya adalah Asuncion Martinez, 53, asal Paraguay. Dia dituduh menyembunyikan kejahatan, bersama perwakilan hukum pusat, psikolog, juru masak, dan empat direktur institut.
“Tanpa para suster yang bertanggung jawab atas anak-anak, pekerja sosial, direktur, tanpa semua struktur itu, semua ini tidak akan mungkin terjadi. Corbacho dan Corradi tidak sendiri," kata Erica Labeguerie, saudara perempuan Claudia, salah satu korban dari skandal tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa (4/5/2021).
Ariel Lizarraga, ayah dari korban lainnya, Daiana yang sekarang berusia 29 tahun, mengatakan: “Mereka menutupi semuanya, mencegah mereka (anak-anak) mempelajari bahasa isyarat agar tidak keluar.”
Di tengah wabah virus corona, sidang pengadilan dibuka di Mendoza tanpa kehadiran wartawan.
Tak satu pun dari terdakwa berada di pengadilan, tetapi berpartisipasi melalui transmisi video.
Kosaka menjalani tahanan rumah, satu-satunya terdakwa yang menjalani penahanan pra-sidang.
Sidang diperkirakan akan berlangsung sekitar enam bulan, dengan sekitar 100 saksi akan bersaksi.
Didirikan pada tahun 1995, Provolo Institute menawarkan pendidikan gratis kepada anak-anak dari keluarga sederhana yang memiliki kesulitan mendengar dan berbicara.
Gereja Katolik telah diguncang oleh serangkaian skandal pelecehan seksual terhadap anak dalam beberapa tahun terakhir; termasuk di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan Australia.
Kasus ini mengejutkan karena terjadi di Argentina, negara asal Paus Fransiskus yang berkuasa atas takhta suci Vatikan saat ini.
Para terdaka lain dalam kasus ini telah dihukum masing-masing lebih dari 40 tahun penjara pada sidang November 2019. Saat itu, mereka dinyatakan bersalah atas pelecehan seksual, termasuk pemerkosaan, terhadap sekitar 20 anak di bawah umur.
Sidang hari Senin (3/5/2021) waktu Buenos Aires adalah sidang kedua dalam kasus kejahatan yang dilakukan antara 2004 hingga 2016 di Provolo Institute di Mendoza, sekitar 1.000 kilometer sebelah barat Buenos Aires.
Para korban berusia antara empat hingga 17 tahun pada saat kejahatan itu terjadi.
Beberapa staf di sekolah tersebut ditahan setelah tuduhan pelecehan seks pertama kali muncul pada tahun 2016, dan institut tersebut ditutup.
Yang pertama diadili dalam kasus ini adalah pendeta Argentina, Horacio Corbacho, di mana dia dijatuhi hukuman 45 tahun penjara, selanjutnya Nicola Corradi dari Italia, yang dihukum penjara 42 tahun.
Tukang kebun sekolah, Armando Gomez, dihukum penjara selama 18 tahun karena pelecehan seksual, dan mantan putra altar yang sekarang berusia 50-an tahun dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara setelah mengaku bersalah atas pelecehan seksual terhadap lima anak.
Terdakwa utama dalam sidang hari Senin adalah biarawati Jepang Kumiko Kosaka, 46, yang dituduh melakukan pelecehan seksual yang diperburuk dan menutupi kejahatan tersebut.
Biarawati lainnya adalah Asuncion Martinez, 53, asal Paraguay. Dia dituduh menyembunyikan kejahatan, bersama perwakilan hukum pusat, psikolog, juru masak, dan empat direktur institut.
“Tanpa para suster yang bertanggung jawab atas anak-anak, pekerja sosial, direktur, tanpa semua struktur itu, semua ini tidak akan mungkin terjadi. Corbacho dan Corradi tidak sendiri," kata Erica Labeguerie, saudara perempuan Claudia, salah satu korban dari skandal tersebut, seperti dikutip AFP, Selasa (4/5/2021).
Ariel Lizarraga, ayah dari korban lainnya, Daiana yang sekarang berusia 29 tahun, mengatakan: “Mereka menutupi semuanya, mencegah mereka (anak-anak) mempelajari bahasa isyarat agar tidak keluar.”
Di tengah wabah virus corona, sidang pengadilan dibuka di Mendoza tanpa kehadiran wartawan.
Tak satu pun dari terdakwa berada di pengadilan, tetapi berpartisipasi melalui transmisi video.
Kosaka menjalani tahanan rumah, satu-satunya terdakwa yang menjalani penahanan pra-sidang.
Sidang diperkirakan akan berlangsung sekitar enam bulan, dengan sekitar 100 saksi akan bersaksi.
Didirikan pada tahun 1995, Provolo Institute menawarkan pendidikan gratis kepada anak-anak dari keluarga sederhana yang memiliki kesulitan mendengar dan berbicara.
Gereja Katolik telah diguncang oleh serangkaian skandal pelecehan seksual terhadap anak dalam beberapa tahun terakhir; termasuk di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan Australia.
(min)