Lukisan Termahal Dunia Salvator Mundi Terancam Punah di Superyacht Pangeran Saudi

Rabu, 14 April 2021 - 13:30 WIB
loading...
Lukisan Termahal Dunia Salvator Mundi Terancam Punah di Superyacht Pangeran Saudi
Lukisan berjudul Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Sebuah lukisan termahal di dunia dilaporkan terancam "punah" karena disimpan di kapal pesiar mewah (superyacht) milik Putra Mahkota Arab Saudi ; Pangeran Mohammad bin Salman (MBS) .

The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan lukisan "Salvator Mundi" karya Leonardo da Vinci itu telah digantung di kapal pesiar Serene setinggi 400 kaki hingga akhir tahun lalu. Lukisan fenomenal ini menggambarkan potret Yesus Kristus memandang lurus sambil memegang bola kristal.



Serene merupakan kapal pesiar pribadi terbesar di dunia yang dibeli MBS seharga USD600 juta dari seorang taipan vodka Rusia tahun 2016.

Keberadaan lukisan Salvator Mundi telah dirahasiakan sejak dibeli pada November 2017 seharga USD450 juta (Rp6,5 triliun) oleh seorang pangeran Saudi yang kurang dikenal yang bertindak sebagai wakil dari Pangeran MBS.

Steven Erisoty, seorang konservator seni yang telah mengerjakan lukisan master sebelum abad ke-19, mengatakan bahwa air laut yang mengelilingi kapal pesiar dapat membahayakan lukisan berusia 500 tahun itu.

“Lukisan itu kompleks, struktur berlapis, dan menyukai stabilitas,” kata Erisoty kepada WSJ, kemarin. “Lukisan itu sudah tidak stabil,” lanjut dia mengacu pada upaya restorasi sebelumnya.

Dia memperingatkan bahwa lapisan kayu dan pigmen cat lukisan itu bisa rusak jika terus mengalami suhu yang berfluktuasi saat berada di kapal pesiar Saudi.

Erisoty mengatakan bahwa agar tidak "terluka", lukisan itu perlu dipajang di ruangan dengan kontrol suhu dan kelembapan yang ketat.

Kapal pesiar Serene sedang dipindahkan ke galangan kapal Belanda untuk pemeliharaan. Ada laporan lain bahwa lukisan termahal di dunia itu sekarang telah dipindahkan ke lokasi rahasia di Arab Saudi.

Lukisan karya Leonardo da Vinci itu telah menyebabkan keretakan diplomatik.

Awal pekan ini, sebuah film dokumenter Prancis menuduh bahwa Salvator Mundi tidak dipamerkan di Louvre dua tahun lalu karena pemerintah Prancis tidak mau tunduk pada tekanan dari Riyadh untuk menyajikan karya kontroversial itu sebagai "100 persen Da Vinci".

Seorang pejabat senior pemerintah Prancis mengungkapkan dalam film tersebut bahwa lukisan itu tiba di Paris pada Juni 2019, menjelang pameran terkenal da Vinci, dan kemudian dianalisis di laboratorium teknis Louvre.

"Pada akhir proses putusan terungkap: bukti ilmiah bahwa Leonardo da Vinci hanya memberikan kontribusi pada lukisan itu," kata pejabat yang diberi nama sandi Jacques dalam film dokumenter tersebut.

Dia mengeklaim bahwa Pangeran MBS tidak akan menerima keraguan tentang keaslian karya tersebut.

“MBS menetapkan kondisi yang sangat jelas—tunjukkan Salvator Mundi di samping Mona Lisa tanpa penjelasan lain, tunjukkan sebagai 100 persen Leonardo da Vinci,” kata Jacques.

Tarik menarik diplomatik terjadi, di mana Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian dan Menteri Kebudayaan Franck Riester melobi atas nama permintaan Arab Saudi, mencatat kesepakatan signifikan yang ditandatangani Riyadh dengan Paris.

Namun, Presiden Emmanuel Macron menolak persyaratan tersebut karena kredibilitas Prancis dan Louvre dipertaruhkan. Penolakan Macron itu diungkap pejabat Prancis yang menolak disebutkan nama lengkapnya itu.

Sebuah laporan di New York Times pada hari Minggu mengeklaim bahwa sebenarnya permintaan Saudi untuk menempatkan Salvator Mundi di samping Mona Lisa, bukan keraguan tentang keaslian, yang menyebabkan lukisan itu ditarik dari pameran.

Pemeriksaan forensik terhadap lukisan itu—yang menggunakan teknologi paling canggih yang tersedia—secara resmi menyimpulkan bahwa karya itu diproduksi oleh Leonardo da Vinci. Kesimpulan itu merupakan laporan Louvre yang dirahasiakan dan diperoleh New York Times.



Seorang pejabat Prancis pada pekan lalu mengatakan pemilik lukisan tersebut; pangeran Saudi, masih menahan pekerjaan untuk pertunjukan tersebut karena mereka ingin lukisan tersebut digantung di sebelah Mona Lisa.

Laporan New York Times menyimpulkan bahwa keretakan hubungan Prancis-Saudi atas lukisan itu jauh dari perselisihan tentang seni, tetapi lebih merupakan salah satu "kekuatan dan ego".

Louvre menganggap Mona Lisa tidak tergoyahkan karena keamanan yang tinggi dan kerumunan besar yang menarik perhatiannya, dan pejabat Prancis berpendapat bahwa "tidak mungkin" untuk menempatkan lukisan di sebelahnya.

Karena Saudi tidak mengizinkan Salvator Mundi untuk dipajang, pemerintah Prancis—yang mengawasi Louvre—tidak mempublikasikan temuan positifnya tentang keaslian lukisan itu. Pihak museum mengatakan tidak diizinkan untuk mengomentari karya-karya milik pribadi kecuali dipajang di galerinya.

Masih belum jelas mengapa Riyadh memilih untuk tidak mengambil kesempatan untuk mendapatkan laporan resmi yang mengonfirmasi bahwa lukisan yang banyak diperdebatkan itu adalah lukisan da Vinci, karena ketidaksepakatan kecil tentang penempatan selama pameran.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)