Tentara Myanmar Gunakan Peluncur Granat, Puluhan Demonstran Tewas
loading...
A
A
A
YANGON - Pasukan keamanan Myanmar menggunakan peluncur granat untuk menghalau demonstran di sebuah kota dekat Yangon, yang menewaskan lebih dari 80 orang. Hal itu diungkapkan kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) dan outlet berita domestik.
Menurut AAPP, kejadian itu terjadi pada hari Jumat lalu di kota Bago, 90 kilometer dari Yangon.
AAPP dan Myanmar Now mengatakan bahwa 82 orang tewas akibat tindakan keras militer itu. Penembakan dimulai sebelum fajar pada hari Jumat dan berlanjut hingga sore hari.
"Ini seperti genosida. Mereka menembaki setiap bayangan," bunyi laporan Myanmar Now mengutip salah seorang demonstran bernama Ye Htut, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (12/4/2021).
AAPP, yang mencatat jumlah harian pengunjuk rasa yang terbunuh dan ditangkap oleh pasukan keamanan, sebelumnya mengatakan 618 orang telah tewas sejak kudeta.
Angka itu dibantah oleh junta militer. Juru bicara junta,Zaw Min Tun mengatakan, bahwa militer telah mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi.
Dia juga mengatakan tidak ada senjata otomatis yang digunakan oleh pasukan keamanan dalam menghadapi demonstran.
Lihat Juga: Usai Netanyahu, ICC Bidik Jenderal Junta Myanmar atas Kejahatan terhadap Muslim Rohingya
Menurut AAPP, kejadian itu terjadi pada hari Jumat lalu di kota Bago, 90 kilometer dari Yangon.
AAPP dan Myanmar Now mengatakan bahwa 82 orang tewas akibat tindakan keras militer itu. Penembakan dimulai sebelum fajar pada hari Jumat dan berlanjut hingga sore hari.
"Ini seperti genosida. Mereka menembaki setiap bayangan," bunyi laporan Myanmar Now mengutip salah seorang demonstran bernama Ye Htut, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (12/4/2021).
AAPP, yang mencatat jumlah harian pengunjuk rasa yang terbunuh dan ditangkap oleh pasukan keamanan, sebelumnya mengatakan 618 orang telah tewas sejak kudeta.
Angka itu dibantah oleh junta militer. Juru bicara junta,Zaw Min Tun mengatakan, bahwa militer telah mencatat 248 kematian warga sipil dan 16 kematian polisi.
Dia juga mengatakan tidak ada senjata otomatis yang digunakan oleh pasukan keamanan dalam menghadapi demonstran.
Lihat Juga: Usai Netanyahu, ICC Bidik Jenderal Junta Myanmar atas Kejahatan terhadap Muslim Rohingya
(esn)