Gunung Berapi Reykjavik Muntahkan Lahar, Islandia Evakuasi Ribuan Turis
loading...
A
A
A
REYKJAVIK - Retakan baru membuat gunung berapi Islandia memuntahkan lahar dan uap, mendorong pihak berwenang untuk mengevakuasi ratusan turis yang datang untuk mengagumi tontonan yang tidak jauh dari ibu kota pulau itu.
Retakan sepanjang 500m itu terlihat oleh helikopter tamasya pada hari Senin. Itu terletak sekitar satu kilometer dari mulut gunung berapi di Gunung Fagradalsfjall di lembah Geldingadalir tempat gunung berapi yang tidak aktif meletus pada 19 Maret setelah "tertidur" hampir 800 tahun.
Menyusul letusan baru, Departemen Manajemen Darurat Islandia meminta para pendaki dan wisatawan untuk segera mengosongkan daerah tersebut.
Pihak departemen menggambarkan pesan itu sebagai tindakan pencegahan, mengatakan tidak ada bahaya yang mengancam kehidupan karena jarak retakan dari jalur pendakian.
"Kami memiliki dua celah baru yang terbuka tepat di sekitar tempat orang berjalan, jadi kami baru saja membersihkan daerah itu untuk mencari tahu apa yang terjadi," kata anggota tim SAR Sigurjon Veigar seperti dikutip dari Independent, Rabu (7/4/2021).
Lokasi letusan tersebut menjadi magnet wisata baru di barat daya Islandia, menarik ratusan orang untuk berfoto dan menyaksikan fenomena tersebut dari dekat.
Meskipun aktivitas vulkanik biasa terjadi di “tanah api dan es”, dengan setidaknya satu letusan terjadi rata-rata setiap lima tahun, letusan cenderung terjadi di bagian negara yang lebih sulit dijangkau.
Letusan kali ini terletak hanya 25 mil dari ibu kota Islandia, Reykjavik. Situs ini dapat dicapai dengan mudah setelah berjalan kaki enam kilometer dari pelabuhan nelayan Grindavik.
Menurut Badan Pariwisata Islandia sekitar 30.000 orang telah mengunjungi daerah itu sejak letusan gunung berapi dimulai, meskipun ada larangan virus Corona baru.
Retakan sepanjang 500m itu terlihat oleh helikopter tamasya pada hari Senin. Itu terletak sekitar satu kilometer dari mulut gunung berapi di Gunung Fagradalsfjall di lembah Geldingadalir tempat gunung berapi yang tidak aktif meletus pada 19 Maret setelah "tertidur" hampir 800 tahun.
Menyusul letusan baru, Departemen Manajemen Darurat Islandia meminta para pendaki dan wisatawan untuk segera mengosongkan daerah tersebut.
Pihak departemen menggambarkan pesan itu sebagai tindakan pencegahan, mengatakan tidak ada bahaya yang mengancam kehidupan karena jarak retakan dari jalur pendakian.
"Kami memiliki dua celah baru yang terbuka tepat di sekitar tempat orang berjalan, jadi kami baru saja membersihkan daerah itu untuk mencari tahu apa yang terjadi," kata anggota tim SAR Sigurjon Veigar seperti dikutip dari Independent, Rabu (7/4/2021).
Lokasi letusan tersebut menjadi magnet wisata baru di barat daya Islandia, menarik ratusan orang untuk berfoto dan menyaksikan fenomena tersebut dari dekat.
Meskipun aktivitas vulkanik biasa terjadi di “tanah api dan es”, dengan setidaknya satu letusan terjadi rata-rata setiap lima tahun, letusan cenderung terjadi di bagian negara yang lebih sulit dijangkau.
Letusan kali ini terletak hanya 25 mil dari ibu kota Islandia, Reykjavik. Situs ini dapat dicapai dengan mudah setelah berjalan kaki enam kilometer dari pelabuhan nelayan Grindavik.
Menurut Badan Pariwisata Islandia sekitar 30.000 orang telah mengunjungi daerah itu sejak letusan gunung berapi dimulai, meskipun ada larangan virus Corona baru.