Menantang Maut, Sejumlah Orang Main Voli di Gunung Berapi Islandia yang Meletus
loading...
A
A
A
REYKJAVIK - Sekelompokorang asal Islandia ini benar-benar menantang maut. Mereka berkumpul untuk bersenang-senang selama akhir pekan lalu dengan bermain bola voli berlatar belakang gunung berapi yang memuntahkan lahar.
Saat para pemain bola voli tersebut difilmkan bermain di lokasi dekat ibu kota negara mereka, Reykjavik, gunung berapi tersebut terlihat meletus di latar belakangnya.
Sontak saja, rekaman kejadian tersebut menjadi viral di media sosial.
Rut Einarsdottir adalah sosok yang mengabadikan aksi menantang maut tersebut lewat sebuah video, yang telah dilihat oleh lebih dari 1 juta pengguna.
"Orang-orang dengan santai bermain bola voli di gunung berapi di Fagradalsfjall ," bunyi keterangannya, sebelum dia memberikan postingan itu dan membagikan lebih banyak lagi seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (30/3/2021).
Dalam satu klip, dia mendentingkan cangkir kopi dengan seorang kenalan saat dibungkus dalam kondisi -12C, sebelum kamera berbelok ke samping untuk mengabadikan kejadian bersejarah itu.
Gunung berapi tersebut dilaporkan tidak aktif selama 6.000 tahun, dan merupakan letusan pertama di daerah setempat selama 800 tahun.
Saat para pemain bola voli tersebut difilmkan bermain di lokasi dekat ibu kota negara mereka, Reykjavik, gunung berapi tersebut terlihat meletus di latar belakangnya.
Sontak saja, rekaman kejadian tersebut menjadi viral di media sosial.
Rut Einarsdottir adalah sosok yang mengabadikan aksi menantang maut tersebut lewat sebuah video, yang telah dilihat oleh lebih dari 1 juta pengguna.
"Orang-orang dengan santai bermain bola voli di gunung berapi di Fagradalsfjall ," bunyi keterangannya, sebelum dia memberikan postingan itu dan membagikan lebih banyak lagi seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (30/3/2021).
Dalam satu klip, dia mendentingkan cangkir kopi dengan seorang kenalan saat dibungkus dalam kondisi -12C, sebelum kamera berbelok ke samping untuk mengabadikan kejadian bersejarah itu.
Gunung berapi tersebut dilaporkan tidak aktif selama 6.000 tahun, dan merupakan letusan pertama di daerah setempat selama 800 tahun.