Rusia: Sanksi Myanmar oleh Barat Bisa Picu Perang Saudara Skala Penuh
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia memperingatkan Barat berisiko memicu perang saudara di Myanmar dengan menjatuhkan sanksi pada junta militer yang telah merebut kekuasaan melalui kudeta.
Meski demikian, Prancis mengatakan Uni Eropa (UE) akan meningkatkan berbagai pembatasan pada para jenderal.
Dukungan Kremlin itu menjadi dorongan bagi junta yang menggulingkan pemerintah sipil terpilih Aun San Suu Kyi pada 1 Februari.
Junta masih menghadapi demonstrasi pro-demokrasi dan pembangkangan sipil yang berkelanjutan di penjuru negeri. Barat juga meningkatkan sanksi dan kecaman pada junta.
Di kota utama Myanmar, Yangon, pada Selasa (6/4), pengunjuk rasa menyemprotkan cat merah ke jalan, melambangkan darah yang tumpah dalam tindakan keras pasukan keamanan.
Lihat infografis: Arab Saudi Izinkan Umrah Saat Ramadhan, Ini Syaratnya
"Darahnya belum kering," ungkap salah satu pesan dengan warna merah.
Sekitar 570 orang, termasuk puluhan anak-anak, telah ditembak mati oleh pasukan dan polisi dalam kerusuhan yang terjadi hampir setiap hari sejak kudeta.
Meski demikian, Prancis mengatakan Uni Eropa (UE) akan meningkatkan berbagai pembatasan pada para jenderal.
Dukungan Kremlin itu menjadi dorongan bagi junta yang menggulingkan pemerintah sipil terpilih Aun San Suu Kyi pada 1 Februari.
Junta masih menghadapi demonstrasi pro-demokrasi dan pembangkangan sipil yang berkelanjutan di penjuru negeri. Barat juga meningkatkan sanksi dan kecaman pada junta.
Di kota utama Myanmar, Yangon, pada Selasa (6/4), pengunjuk rasa menyemprotkan cat merah ke jalan, melambangkan darah yang tumpah dalam tindakan keras pasukan keamanan.
Lihat infografis: Arab Saudi Izinkan Umrah Saat Ramadhan, Ini Syaratnya
"Darahnya belum kering," ungkap salah satu pesan dengan warna merah.
Sekitar 570 orang, termasuk puluhan anak-anak, telah ditembak mati oleh pasukan dan polisi dalam kerusuhan yang terjadi hampir setiap hari sejak kudeta.