Memilukan, Anak-anak Myanmar Sembunyi di Lubang Tanah karena Dibom Militer

Selasa, 06 April 2021 - 09:16 WIB
loading...
Memilukan, Anak-anak...
Anak-anak Myanmar di dekat perbatasan Thailand bersembunyi di lubang tanah di sebuah hutan untuk berlindung dari bom militer Myanmar. Foto/AFP via news.com.au
A A A
PUPUN - Sejumlah anak di Myanmar , termasuk balita, bersembunyi di lubang-lubang tanah di sebuah hutan dengan ketakutan. Mereka bersembunyi setelah bom-bom militer dijatuhkan dari pesawat ke desa-desa mereka, memaksa mereka keluar untuk menyelamatkan diri.

Ekspresi memilukan anak-anak itu terekam dalam berbagai foto yang diterima AFP. Mereka menjadi korban meningkatnya kekerasan antara milisi etnis Karen dengan pasukan junta militer Myanmar.



Foto anak-anak itu diambil di distrik Pupun, Myanmar, di dekat perbatasan dengan Thailand selama akhir pekan lalu. Mereka terlihat merunduk di lubang tanag untuk berlindung sementara seorang balita terlihat tertekan.

Menurut laporan AFP, Selasa (6/4/2021), anak-anak itu melarikan diri dari serangan udara militer Myanmar di desa asal mereka. Mereka juga diduga ditolak masuk ke wilayah Thailand oleh tentara negeri Gajah Putih tersebut.

Orang dewasa dan anak-anak etnis Karen menggali tempat perlindungan di hutan setelah kekerasan antara kelompok bersenjata etnis Karen National Union (KNU) dan militer Myanmar meluas selama akhir pekan.

KNU merebut pangkalan militer di negara bagian Karen timur, menewaskan 10 perwira militer.

Junta militer Myanmar membalas dengan serangan udara dan KNU mengatakan sekitar 12.000 orang telah mengungsi.

Sekitar 2.780 warga sipil melarikan diri melintasi perbatasan tetapi pemerintah Thailand mengatakan mayoritas sekarang telah kembali ke Myanmar—sekitar 200 orang menerima perawatan medis di Thailand pada akhir pekan lalu.

Anak-anak semakin menjadi sasaran serangan mematikan dari pasukan keamanan di Myanmar, yang telah diguncang oleh kekerasan lebih dari dua bulan sejak militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintah sipil pimpinan Aung San Suu Kyi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1489 seconds (0.1#10.140)