Pasukan Afghanistan Mentahkan Serangan Taliban di Kunduz
loading...
A
A
A
KABUL - Pasukan Afghanistan memukul mundur Taliban yang melancarkan serangan di Kunduz, sebuah kota strategis di Afghanistan utara yang sempat jatuh ke tangan gerilyawan dua kali di masa lalu.
"Pejuang Taliban menyerang beberapa pos pasukan Afghanistan di pinggiran kota sekitar pukul 01:00 pagi, memicu pertempuran sengit," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Afghanistan.
"Dengan dukungan angkatan udara, serangan mereka ditangkis. Sebelas Taliban tewas dan delapan lainnya cedera," sambung pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa pertempuran itu berlangsung selama beberapa jam seperti dikutip dari AFP, Selasa (19/5/2020).
Kedua belah pihak telah berulang kali bentrok di daerah pedesaan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi upaya untuk memasuki kota seperti Kunduz dipandang sebagai eskalasi yang serius.
"Dalam pertempuran hari Selasa, gerilyawan berhasil menangkap secara singkat pos tentara Afghanistan, menewaskan satu tentara, tetapi segera diambil kembali oleh pasukan keamanan," ujar seorang juru bicara militer di Afghanistan utara, Hadi Jamal, kepada AFP.
Taliban sendiri tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Taliban sempat dua kali menguasai Kunduz secara singkat pada September 2015 dan sekali lagi tepat setahun kemudian.
Serangan terbaru di kota itu terjadi sehari setelah Taliban menewaskan sedikitnya tujuh personil intelijen Afghanistan dalam serangan bom mobil di provinsi Ghazni, Afghanistan timur.
Insiden ini mengikuti deklarasi Presiden Ashraf Ghani pekan lalu untuk melanjutkan serangan ofensif terhadap gerilyawan, setelah serangkaian serangan brutal. (Baca: Afghanistan Umumkan Operasi Ofensif Terhadap Taliban )
Taliban menanggapi perintah itu dengan bersumpah untuk meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.
Pekan lalu, orang-orang bersenjata menyerbu sebuah rumah sakit di Kabul menewaskan 24, termasuk ibu dan bayi. (Baca: Kelompok Bersenjata Serbu Rumah Sakit Bersalin di Kabul )
Serangan itu, yang memicu kemarahan internasional, diikuti oleh pemboman bunuh diri di pemakaman yang menewaskan sedikitnya 32 pelayat.
Taliban membantah terlibat dalam serangan-serangan itu, meskipun Ghani menyalahkan gerilyawan dan kelompok Negara Islam atas pertumpahan darah itu. (Baca: Pemerintah Afghanistan Tuding Taliban Pelaku Serangan ke RS Bersalin )
Para pejabat mengatakan serangan itu adalah bagian dari serangan musim semi Taliban yang tidak diumumkan.
Kekerasan telah meningkat sejak Taliban menandatangani kesepakatan dengan Washington pada Februari, di mana Washington mengatakan akan menarik pasukannya keluar dari negara itu.
Taliban telah melakukan lebih dari 3.800 serangan dan menewaskan 420 warga sipil dan melukai 906 sejak menandatangani perjanjian dengan Washington, kata para pejabat. (Baca: Pasca Teken Kesepakatan dengan AS, Serangan Taliban Semakin Menggila )
"Pejuang Taliban menyerang beberapa pos pasukan Afghanistan di pinggiran kota sekitar pukul 01:00 pagi, memicu pertempuran sengit," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Afghanistan.
"Dengan dukungan angkatan udara, serangan mereka ditangkis. Sebelas Taliban tewas dan delapan lainnya cedera," sambung pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa pertempuran itu berlangsung selama beberapa jam seperti dikutip dari AFP, Selasa (19/5/2020).
Kedua belah pihak telah berulang kali bentrok di daerah pedesaan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi upaya untuk memasuki kota seperti Kunduz dipandang sebagai eskalasi yang serius.
"Dalam pertempuran hari Selasa, gerilyawan berhasil menangkap secara singkat pos tentara Afghanistan, menewaskan satu tentara, tetapi segera diambil kembali oleh pasukan keamanan," ujar seorang juru bicara militer di Afghanistan utara, Hadi Jamal, kepada AFP.
Taliban sendiri tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Taliban sempat dua kali menguasai Kunduz secara singkat pada September 2015 dan sekali lagi tepat setahun kemudian.
Serangan terbaru di kota itu terjadi sehari setelah Taliban menewaskan sedikitnya tujuh personil intelijen Afghanistan dalam serangan bom mobil di provinsi Ghazni, Afghanistan timur.
Insiden ini mengikuti deklarasi Presiden Ashraf Ghani pekan lalu untuk melanjutkan serangan ofensif terhadap gerilyawan, setelah serangkaian serangan brutal. (Baca: Afghanistan Umumkan Operasi Ofensif Terhadap Taliban )
Taliban menanggapi perintah itu dengan bersumpah untuk meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan Afghanistan.
Pekan lalu, orang-orang bersenjata menyerbu sebuah rumah sakit di Kabul menewaskan 24, termasuk ibu dan bayi. (Baca: Kelompok Bersenjata Serbu Rumah Sakit Bersalin di Kabul )
Serangan itu, yang memicu kemarahan internasional, diikuti oleh pemboman bunuh diri di pemakaman yang menewaskan sedikitnya 32 pelayat.
Taliban membantah terlibat dalam serangan-serangan itu, meskipun Ghani menyalahkan gerilyawan dan kelompok Negara Islam atas pertumpahan darah itu. (Baca: Pemerintah Afghanistan Tuding Taliban Pelaku Serangan ke RS Bersalin )
Para pejabat mengatakan serangan itu adalah bagian dari serangan musim semi Taliban yang tidak diumumkan.
Kekerasan telah meningkat sejak Taliban menandatangani kesepakatan dengan Washington pada Februari, di mana Washington mengatakan akan menarik pasukannya keluar dari negara itu.
Taliban telah melakukan lebih dari 3.800 serangan dan menewaskan 420 warga sipil dan melukai 906 sejak menandatangani perjanjian dengan Washington, kata para pejabat. (Baca: Pasca Teken Kesepakatan dengan AS, Serangan Taliban Semakin Menggila )
(ber)