Peternakan Bulu di China Ini Dicap sebagai 'Pabrik Virus'

Senin, 15 Maret 2021 - 15:35 WIB
loading...
A A A
Ditujukan kepada WHO, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE), dikatakan bahwa untuk mencegah pandemi zoonosis, dunia harus “berhenti berfokus pada solusi farmasi sementara sementara tidak menangani masalah masalah aktual seputar pelecehan hewan.”

Di beberapa peternakan bulu China, anjing rakun terlihat disetrum menggunakan tombak berduri ganda yang dipasang ke baterai voltase tinggi.

Satu per satu hewan terlihat ditusuk di bagian tubuh yang tidak disengaja.

Profesor Alastair MacMillan, penasihat kedokteran hewan HSI, mengatakan, “Hewan-hewan dalam video ini mengalami sengatan listrik yang kejam dan kacau di dalam tubuh dan bukan di otak, yang berarti mereka sangat mungkin mengalami beberapa menit rasa sakit dan penderitaan fisik yang ekstrem, seperti gejala serangan jantung.”

"Alih-alih mati seketika, mereka cenderung tidak bisa bergerak karena sengatan listrik tetapi tetap sadar dan merasakan rasa sakit yang hebat karena sengatan listrik."

Meskipun penyelidikan berlangsung selama pandemi global, HSI juga mengatakan tidak ada peternakan bulu yang mengikuti langkah-langkah dasar keamanan hayati, dengan peraturan pengendalian penyakit China secara rutin diabaikan. Tidak ada peternakan yang memiliki stasiun desinfeksi di titik masuk dan keluar, dan pengunjung diizinkan untuk datang dan pergi tanpa tindakan pencegahan keamanan COVID-19.

Setidaknya ada 422 wabah COVID-19 di 289 peternakan bulu cerpelai di 11 negara berbeda di Eropa dan Amerika Utara antara April dan Februari.

Para ahli mengatakan anjing rakun dan rubah sama rentannya terhadap tertular virus corona.

Hampir setahun yang lalu, pakar virus corona terkemuka Jerman; Christian Drosten, memperingatkan: "Anjing rakun adalah industri besar di China, di mana mereka dibesarkan di peternakan dan ditangkap di alam liar untuk diambil bulunya. Jika seseorang memberi saya beberapa ratus ribu dollar dan akses gratis ke China untuk menemukan sumber virus, saya akan mencari di tempat-tempat di mana anjing rakun dibiakkan.”

Bulan lalu, manajer program WHO dan pemimpin misi China Peter Ben Embarek juga mengatakan bagaimana dalam mencari asal-usul virus corona mereka akan melakukan studi yang lebih sistematis pada spesies hewan lain yang diminati. ”Khususnya di China, yang kita tahu rentan; cerpelai , anjing rakun, rubah,” ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1794 seconds (0.1#10.140)