Cari Demonstran, Pasukan Junta Myanmar Geledah Kamar Demi Kamar
loading...
A
A
A
YANGON - Orang-orang yang dibarikade di lingkungan Yangon semalam mengatakan pada hari ini (9/3/2021) bahwa pasukan keamanan junta militer Myanmar menggeledah rumah mereka kamar demi kamar. Pasukan tersebut mencari pengunjuk rasa antikudeta .
Pasukan junta juga menargetkan apartemen yang mengibarkan bendera Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai Aung San Suu Kyi, yang menang telak pada pemilu November 2020 lalu.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan Suu Kyi bulan lalu, memicu protes harian di seluruh negeri untuk menuntut junta memulihkan demokrasi.
Polisi dan tentara telah merespons dengan tindakan keras yang semakin brutal dan beberapa bagian dari Yangon telah muncul sebagai titik api kekerasan karena pengunjuk rasa terus menentang pihak berwenang dan turun ke jalan.
Massa sekali lagi berbondong-bondong ke pusat kota San Chaung di pusat komersial untuk menyerukan pembebasan Suu Kyi dari tahanan dalam protes hari Senin yang bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
Menurut kantor HAM PBB, pada malam harinya, pasukan keamanan menutup blok jalan dengan sekitar 200 pengunjuk rasa masih di dalam. Hal itu memicu kekhawatiran dari sejumlah misi diplomatik asing.
Dentuman keras terdengar dari daerah tersebut, meskipun tidak jelas apakah suara itu disebabkan oleh tembakan atau granat kejut.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan mulai menggeledah apartemen setelah pemadaman internet setiap malam pada pukul 01.00 waktu setempat. Penggeledahan tersebut terutama ditargetkan terhadap mereka yang mengibarkan bendera merah dan emas partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di balkon apartemen.
Seorang warga mengatakan rumahnya—yang tidak ada pengunjuk rasa yang bersembunyi di dalamnya—digeledah.
Pasukan junta juga menargetkan apartemen yang mengibarkan bendera Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai Aung San Suu Kyi, yang menang telak pada pemilu November 2020 lalu.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan Suu Kyi bulan lalu, memicu protes harian di seluruh negeri untuk menuntut junta memulihkan demokrasi.
Polisi dan tentara telah merespons dengan tindakan keras yang semakin brutal dan beberapa bagian dari Yangon telah muncul sebagai titik api kekerasan karena pengunjuk rasa terus menentang pihak berwenang dan turun ke jalan.
Massa sekali lagi berbondong-bondong ke pusat kota San Chaung di pusat komersial untuk menyerukan pembebasan Suu Kyi dari tahanan dalam protes hari Senin yang bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
Menurut kantor HAM PBB, pada malam harinya, pasukan keamanan menutup blok jalan dengan sekitar 200 pengunjuk rasa masih di dalam. Hal itu memicu kekhawatiran dari sejumlah misi diplomatik asing.
Dentuman keras terdengar dari daerah tersebut, meskipun tidak jelas apakah suara itu disebabkan oleh tembakan atau granat kejut.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan mulai menggeledah apartemen setelah pemadaman internet setiap malam pada pukul 01.00 waktu setempat. Penggeledahan tersebut terutama ditargetkan terhadap mereka yang mengibarkan bendera merah dan emas partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di balkon apartemen.
Seorang warga mengatakan rumahnya—yang tidak ada pengunjuk rasa yang bersembunyi di dalamnya—digeledah.