Bencana Besar Dampak Corona, Ekonomi China Tenggelam
loading...
A
A
A
Sejak awal Maret, China telah mengizinkan sebagian perusahaan untuk memulihkan produksi dan pabrik untuk kembali beroperasi. Namun, hal itu baru awal dari pembukaan lockdown yang akan diproses secara bertahap tergantung perkembangan situasi di lapangan.
Pabrik dan manufaktur merupakan jantung ekonomi China. Karena itu, pemulihannya menjadi sangat vital bagi kesejahteraan rakyatnya. Atas laporan ini, bursa saham China hanya naik sekitar 0,9%. Adapun Nikkei 225 Jepang naik 2,5% karena AS berencana membuka lockdown.
Sementara itu, Otoritas Kesehatan Wuhan, China, Jumat (17/4/2020), merevisi jumlah korban meninggal akibat wabah virus korona baru dari 2.579 orang menjadi 3.869 orang. Selisih angka kematian yang direvisi itu adalah 1.290 jiwa atau bertambah 50%.
Tak hanya angka kematian yang direvisi, jumlah kasus infeksi Covid-19 juga direvisi dengan tambahan 325 kasus menjadi total 50.333 kasus atau meningkat 0,65%. Wuhan yang berada di Provinsi Hubei, adalah kota tempat pertama kali virus tersebut terdeteksi dan mewabah.
Kota itu juga menjadi wilayah pertama episentrum Covid-19 sebelum menyebar ke seluruh dunia. Pihak berwenang China menjelaskan revisi tersebut dengan mencatat bahwa beberapa rumah sakit kewalahan di awal wabah, yang menyebabkan kasus-kasus dilaporkan, ditunda, atau dihilangkan secara keliru.
Media pemerintah, CCTV, melaporkan bahwa pemerintah sedang merevisi angka sesuai dengan hukum, dan mengutip tim operasi pemerintah khusus yang mengawasi upaya penanggulangan epidemi di Wuhan. "Angka korona tidak hanya menyangkut kesehatan dan kehidupan masyarakat , tetapi juga kredibilitas pemerintah. Revisi angka-angka tidak hanya melindungi hak-hak warga negara. Itu juga menunjukkan rasa hormat pemerintah terhadap setiap individu," bunyi siaran media pemerintah tersebut.
Revisi ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump secara langsung menuduh China berbohong tentang jumlah kematian di negara itu dan meluncurkan penyelidikan apakah virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan bahwa Beijing perlu berterus terang atas apa yang mereka ketahui terkait sumber virus pembunuh tersebut. Data yang dilaporkan worldometers pada Jumat (17/4) pukul 13.20 WIB, China Daratan secara nasional memiliki 82.692 kasus Covid-19. Jumlah orang yang meninggal 4.632 orang dan pasien yang disembuhkan 77.944 orang. (Muh Shamil/Muhaimin/Berlianto/Sindonews)
Pabrik dan manufaktur merupakan jantung ekonomi China. Karena itu, pemulihannya menjadi sangat vital bagi kesejahteraan rakyatnya. Atas laporan ini, bursa saham China hanya naik sekitar 0,9%. Adapun Nikkei 225 Jepang naik 2,5% karena AS berencana membuka lockdown.
Sementara itu, Otoritas Kesehatan Wuhan, China, Jumat (17/4/2020), merevisi jumlah korban meninggal akibat wabah virus korona baru dari 2.579 orang menjadi 3.869 orang. Selisih angka kematian yang direvisi itu adalah 1.290 jiwa atau bertambah 50%.
Tak hanya angka kematian yang direvisi, jumlah kasus infeksi Covid-19 juga direvisi dengan tambahan 325 kasus menjadi total 50.333 kasus atau meningkat 0,65%. Wuhan yang berada di Provinsi Hubei, adalah kota tempat pertama kali virus tersebut terdeteksi dan mewabah.
Kota itu juga menjadi wilayah pertama episentrum Covid-19 sebelum menyebar ke seluruh dunia. Pihak berwenang China menjelaskan revisi tersebut dengan mencatat bahwa beberapa rumah sakit kewalahan di awal wabah, yang menyebabkan kasus-kasus dilaporkan, ditunda, atau dihilangkan secara keliru.
Media pemerintah, CCTV, melaporkan bahwa pemerintah sedang merevisi angka sesuai dengan hukum, dan mengutip tim operasi pemerintah khusus yang mengawasi upaya penanggulangan epidemi di Wuhan. "Angka korona tidak hanya menyangkut kesehatan dan kehidupan masyarakat , tetapi juga kredibilitas pemerintah. Revisi angka-angka tidak hanya melindungi hak-hak warga negara. Itu juga menunjukkan rasa hormat pemerintah terhadap setiap individu," bunyi siaran media pemerintah tersebut.
Revisi ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump secara langsung menuduh China berbohong tentang jumlah kematian di negara itu dan meluncurkan penyelidikan apakah virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan bahwa Beijing perlu berterus terang atas apa yang mereka ketahui terkait sumber virus pembunuh tersebut. Data yang dilaporkan worldometers pada Jumat (17/4) pukul 13.20 WIB, China Daratan secara nasional memiliki 82.692 kasus Covid-19. Jumlah orang yang meninggal 4.632 orang dan pasien yang disembuhkan 77.944 orang. (Muh Shamil/Muhaimin/Berlianto/Sindonews)
(ysw)