Disebut Ujian Geopolitik Terbesar AS, Ini Jawaban China
loading...
A
A
A
BEIJING - China menolak tudingan Amerika Serikat (AS) yang menyebutnya sebagai ujian geopolitik terbesar abad 21. Meski begitu, Beijing mengakui dengan sejarah, budaya, dan sistem politik yang berbeda perselisihan dalam beberapa masalah dengan Washington tidak dapat dihindari.
“Kuncinya adalah menghormati satu sama lain, memperlakukan satu sama lain sebagai sederajat, dan mengelola serta menangani mereka dengan cara yang konstruktif. Dialog lebih baik daripada konfrontasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/3/2021).
Wenbin berpendapat bahwa China selalu menjadi pembangun perdamaian dunia dan kontributor positif bagi pembangunan global. Ia pun menyerukan kepada negara lain untuk melihat aksesi Beijing sebagai peluang dan bukan tantangan.
"Diharapkan AS akan melihat hubungan China dan China-AS secara obyektif dan rasional, sesuai dengan tren zaman dan meninggalkan pemikiran zero-sum yang sudah ketinggalan zaman," tambah Wang sambil menegaskan kembali posisi Beijing di Xinjiang dan Hong Kong.
Terkait masalah Hong Kong, Beijing menuntut Washington menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internal mereka.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim bahwa China mewakili ujian geopolitik terbesar Amerika di abad ke-21, menambahkan bahwa negara adidaya yang muncul itu adalah satu-satunya negara yang cukup kuat untuk membahayakan tatanan internasional saat ini.
“Hubungan kami dengan China akan kompetitif pada saat yang seharusnya, kolaboratif ketika bisa, dan bermusuhan ketika harus. Dan kami akan melibatkan China dari posisi yang kuat,” kata Blinken dalam pidatonya di depan Departemen Luar Negeri.
Hubungan China-AS berputar selama pemerintahan Trump dan terus memburuk di tengah meningkatnya kritik Barat terhadap urusan dalam negeri China, terutama dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong, yang dibantah keras oleh China.
“Kuncinya adalah menghormati satu sama lain, memperlakukan satu sama lain sebagai sederajat, dan mengelola serta menangani mereka dengan cara yang konstruktif. Dialog lebih baik daripada konfrontasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/3/2021).
Wenbin berpendapat bahwa China selalu menjadi pembangun perdamaian dunia dan kontributor positif bagi pembangunan global. Ia pun menyerukan kepada negara lain untuk melihat aksesi Beijing sebagai peluang dan bukan tantangan.
"Diharapkan AS akan melihat hubungan China dan China-AS secara obyektif dan rasional, sesuai dengan tren zaman dan meninggalkan pemikiran zero-sum yang sudah ketinggalan zaman," tambah Wang sambil menegaskan kembali posisi Beijing di Xinjiang dan Hong Kong.
Terkait masalah Hong Kong, Beijing menuntut Washington menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internal mereka.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim bahwa China mewakili ujian geopolitik terbesar Amerika di abad ke-21, menambahkan bahwa negara adidaya yang muncul itu adalah satu-satunya negara yang cukup kuat untuk membahayakan tatanan internasional saat ini.
“Hubungan kami dengan China akan kompetitif pada saat yang seharusnya, kolaboratif ketika bisa, dan bermusuhan ketika harus. Dan kami akan melibatkan China dari posisi yang kuat,” kata Blinken dalam pidatonya di depan Departemen Luar Negeri.
Hubungan China-AS berputar selama pemerintahan Trump dan terus memburuk di tengah meningkatnya kritik Barat terhadap urusan dalam negeri China, terutama dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong, yang dibantah keras oleh China.
(ian)